KUBURAYA, MENARA62.COM – Pengajian rutin bulanan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pontianak diselenggarakan di masjid besar Al Fatwa Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Dalam momen pengajian yang diisi oleh Dr. Pabali Musa, Ketua PWM Kalbar tersebut juga diselingi dengan acara pelantikan PCM Sungai Raya yang mana kepengurusan sebelumnya yang dipimpin oleh almarhum H. Mizan yang meninggal diakhir 2020 lalu.
Hadir dalam acara tersebut Ketua DKM Masjid Besar Al Fatwa Juwaini, Bupati Kubu Raya yang diwakili oleh Wasilun M.Ag, selaku Kabag Kesejahteraan Masyarakat.
PCM Sungai Raya sudah 2 tahun tanpa kepengurusan, akhirnya di awal Ramadhan kemarin terpilihlah Ismaradi sebagai ketua PCM Sungai Raya. Sebelumnya beliau juga pernah mengemban amanah yang sama di priode 2010 – 2015. Selain sebagai ketua PCM Ismaradi juga merupakan ketua LDK (Lembaga Dakwah Khusus) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat.
Pelantikan dilaksanakan di dalam masjid besar Al Fatwa yang dipimpin langsung oleh ketua PDM Kubu Raya Alif Syaifuddin Hamidi, S.Pd, M.Si
Ismaradi selaku ketua PCM Sui Raya di Dalam sambutanya mengatakan bahwasanya dalam tradisi Muhammadiyah memang tidak boleh rangkap jabatan. “Jika saya memang diharuskan untuk memimpin PCM Sui Raya lagi, maka terserah kepada PWM apabila hendak dicabut posisi saya sebagai ketua LDK di PWM saya persilahkan,” katanya.
Ismaradi juga mengatakan bahwasanya ia akan kembali menghidupkan pengajian rutin dan menghidupkan lagi amal usaha pada tingkat kecamatan Sebagaimana disampaikan Imada Ichsani SH, MH kepada Menara62.Com pada 16 Mei 2022.
Setelah acara pelantikan dilanjutkan dengan tausiyah yang di sampaikan oleh ketua PWM Kalbar Dr. Pabali Musa, beliau menyampaikan selamat kepada PCM Sungai Raya yang baru saja dilantik. Dalam tausiyahnya menyampaikan bahwasanya kegiatan ini juga merupakan acara halal bi halal bagi warga Muhammadiyah, beliau menyampaikan bahwasanya istilah “halal bi halal” sendiri dipopulerkan oleh Muhammadiyah dimana ditemukan dokumen suara Muhammadiyah di tahun 1937 dengan istilah alal bi halal. Namun masyarakat Indonesia kerap mengetahui istilah tersebut ialah istilah dari Bung Karno di tahun 1965 jauh sebelum itu Muhammadiyah sudah mempopulerkan istilah halal bi halal.
Kemudian acara ditutup dengan makan pagi di selasar masjid besar al Fatwa.