BANDUNG, MENARA62.COM — Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat perlu segera menangkap pembacok Hermansyah, saksi ahli IT dalam kasus percakapan mesum HRS, Bandung, Senin (11/7/2017) Malam.
Publik kembali digegerkan dengan tindakan kriminal pembacokan terhadap Hermansyah seorang ahli IT lulusan ITB hari Ahad (9/7/2017) kemarin. “Sehingga muncul praduga-praduga dari berbagai elemen masyarakat,” ujar sekretaris Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat Alan Barok Ulumudin.
“Jelas kami mengutuk keras kejadian ini, dan kami Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat mendesak Kapolri bertindak cepat, menangkap pelaku pembaco Hermansyah,” ujarnya.
Alan mengungkapkan, hal yang wajar jika banyak praduga dari seluruh masyarakat terkait kasus ini.
“Beliaukan pernah menjadi saksi ahli dalam kasus chating mesum dengan tersangka HRS. Adalah sangat wajar jika banyak masyarakat mengait-ngaitkan” ungkapnya.
Alan Juga Meminta Publik jangan terburu-buru mengambil kesimpulan terhadap motif dibalik pembacokan tersebut.
“Kami menghimbau kepada pemuda Muhammadiyah se-Jawa Barat khususnya, dan masyarakat pada umumnya untuk tidak dulu mengait-ngaitkan kejadian ini, biarkan pihak kepolisian bekerja sesuai SOP-nya” ujarnya.
Alan Barok menjelaskan, beberapa kejadian kejahatan terhadap tokoh-tokoh nasional yang terjadi sekarang ini menyisakan banyak ketakutan bagi masyarakat.
“Ada bebererapa ketakukan kami, jika polisi membiarkan kejahatan kriminal berlarut-larut. Pertama, masyarakat akan semakin tidak percaya pada pihak kepolisian,” ujarnya.
Apalagi, selama ini, menurut Alan, masyarakat ada yang sudah memandang negatif pada pihak kepolisian, karena sejumlah. “Itukan sudah menjadi rahasia umum., dan publik tau semuanya. Terlebih sekarang eranya medsos, sangat mudah semua informasi tersiar. Jadi jelas kejadian ini, jika tidak segera diusut tuntas, masyarakat akan semakin tidak percaya pada kepolisian,” jelas Alan.
Alan Juga menyebut, kasus kejahatan kepada Hermansyah akan membuat masyarakat apatis dan takut untuk bersifat kritis untuk meneriakan kebenaran.
“Kedua, masyarakat akan semakin apatis untuk bersikap kritis, karena beberapa kasus justru seringkali malah berbalik, siapa yang melaporkan malah yang menjadi tersangka atau siapa yang saksi ahli malah akan menjadi korban. Ini artinya Negara Absen dalam menjami keamanan warga,”tegasnya.
Alan Barok Ulumudin yang juga Alumni Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia ini menuturkan, sejak April 2017 kasus yang meninmpa Penyidik KPK Novel Baswedan belum menemui titik terang, bahkan secara tegas di media Kapolri menyebut bahwa Kasus Penyiraman Novel Lebih Sulit Diungkap Dibanding Bom Bali.
Namun demikian, Alan tetap optimis bahwa pihak kepolisian akan bekerja sesuai tugas yang di embannya. Sehingga masyarakat merasa aman menjalankan rutinitas hariannya dan menyimpan harapan untuk kembali percaya kepada pihak kepolisian.
“Kami berharap banyak kepada pihak kepolisian, sebagaimana tugas utamanya untuk Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat akan dijalankan dengan secara sunguh-sungguh,” pungkas dosen Bimbingan dan Konseling STKIP Siliwangi Bandung ini.