JAKARTA, MENARA62.COM — Presiden Joko Widodo menyampaikan harapan besarnya pada Persyarikatan Muhammadiyah untuk mewujudkan Islam yang terus membawa semangat pembaruan, Jakarta, Selasa (29/5/2018).
Hal itu disampaikan Joko Widodo, ketika menutup Pengkajian Ramadhan 1439 H, Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang digelar sejak Ahad (27/5/2018) di FKIP UHAMKA Pasa Rebo Jakarta.
“Saya mengapresiasi Muhammadiyah sebagai gerakan yang tanwir dan tajdid, yang selalu mencerahkan dan membawa semangat pembaruan,” ujar presiden yang mengungkapkan tentang harapan kebangsaan pada Muhammadiyah untuk mengawal negara ini sesuai dengan misi agama Islam yang Rahmatan lil Alamin.
Joko Widodo juga menyinggung soal sikap Muhammadiyah tentang NKRI sebagai Darul Ahdi wa Syahadah.
“Saya tentu mengapresiasi Muhammadiyah yang terus mengumandangkan prinsip tersebut. Prinsip bahwa negara Indonesia merupakan negara kesepakatan bersama,” ujar Joko Widodo.
“Saya kira Muhammadiyah memberi kesejukan bagi negara dengan hal-hal yang baik. Terima kasih kepada Muhammadiyah yang terus memberikan kritik-kritik membangun dan memberikan solusi. Saya yakin Muhammadiyah dapat membangun dalam dakwah digital ini untuk menampilkan Islam yang berkemajuan,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, saat ini kita tengah berada dalam realitas sosial baru, yaitu di era dunia digital yang mempengaruhi relasi sosial kita dalam kehidupan kebangsaan.
“
Muhammadiyah memandang bahwa era digital ini banyak positifnya. Tapi, kami menyadari bahwa ada banyak hal kalau kami tidak pandai untuk lebih cerdas, lebih hikmah, dan juga dengan bingkai keadaban mungkin kita juga akan mengalami peluruhan sebagai bangsa yang beragama, berpancasila, dan berkebudayaan
Indonesia,” ujarnya.
Ia juga meminta, pada umat Islam, khususnya warga
Muhammadiyah untuk menjadi
uswah hasanah dan menampilkan berbagai macam keadaban laku, keadaban ujaran, dan keadaban dalam relasi sosial digital ini yang mengandung nilai-nilai teladan, dan nilai-nilai kebajikan.
“
Muhammadiyah harus menjadi contoh uswah hasanah, menjadi contoh sebagaimana nabi menampilkan uswah hasanah,” ujarnya.
Dalam konteks ini, kita tidak boleh menjadi pasif, harus menampilkan dakwah al badiilah, memberikan narasi-narasi alternatif, yang membawa pesan-pesan Islam yang damai, Islam yang membawa pada keselamatan, Islam yang menebarkan kebajikan utama kepada siapa saja, kepada yang berbeda pilihan politik, beda suku agama, ras dan golongan.
“Kehadiran islam harus menampilkan Islam yang Ihsan, Islam yang melampui, Islam yang menebarkan keutamaan, bukan hanya pada kata dan retorika tetapi dalam tindakan nyata,” ujarnya.
Turut mendampingi Haedar, antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendi, Sekretaris Umum PP
Muhammadiyah Abdul Mu’ti, dan Rektor UHAMKA Prof Suyatno, Ketua PP
Muhammadiyah Dadang Kahmad dan Anwar Abbas, Sekretaris PP
Muhammadiyah Agung Danarto, dan Bendahara PP
Muhammadiyah Marpuji Ali. Sementara dari pejabat negara yang hadir diantaranya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Staf Khusus
Presiden Teten Masduki, Ali Muchtar Ngabalin, dan Siti Ruhayani Zuhayatin.