JAKARTA, MENARA62.COM – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek melalui Kedaireka Academy menggelar webinar bertajuk “Akselerasi Pemanfaatan Energi Terbarukan Kedaireka x Akuo Energy Indonesia“, pada Jumat (3/9). Ini merupakan webinar pertama kerja sama antara Kedaireka dengan Akuo Energy untuk memberikan pengantar terkait energi baru terbarukan dalam membangun inovasi di Indonesia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Paristiyanti Nurwardani berharap nantinya Akuo Energy dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi Indonesia membuat sebuah pilot project terkait dengan energi terbarukan.
“Mari kita buat satu pilot project di pulau terujung di Indonesia, Papua, Maluku Utara, atau pulau terluar dengan salah satu PTN maupun PTS. Serta mari kita buktikan kita bisa melakukan produksi listrik dengan energi terbarukan agar kita bisa menyalakan lampu-lampu di daerah yang tidak tersentuh PLN menjadi menyala, serta menghidupkan tridarma perguruan tinggi,” ungkapnya.
Lebih lanjut Paris menjelaskan platform Kedaireka ini akan menjadi wadah untuk kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri sehingga tidak ada lagi sekat-sekat antara industri dengan pendidikan tinggi. “Untuk itu platform ini dibuat untuk bisa melayani 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari setahun,” imbuhnya.
Untuk mendukung kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri, Kemdikbudristek juga telah menyiapkan dana matching fund sebesar 250 miliar untuk tahun ini. Bahkan, di tahun depan, Paris menyebut akan disiapkan dana sebesar 950 miliar atau 300% lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Setiawan selaku Ketua Bidang Insan Dikti dan Tim Kerja Akselerasi Kampus Merdeka mengatakan bahwa saat ini pengguna platform Kedaireka sebanyak 20.058 pengguna yang sudah bergabung yang di antaranya adalah pihak industri dan insan Dikti.
“Ini merupakan progres yang sangat cepat, dan direncanakan akan tembus 30 ribu bulan ini. Kedaireka akademi sendiri diluncurkan dengan tujuan utama meningkatkan kapasitas insan Dikti dengan tema ide inovasi dan kolaborasi dunia usaha dan industri. Saat ini kami sudah melakukan 6 kali webinar dilaksanakan dan 6 juga kali pelatihan,” jelas Setiawan saat memaparkan perkembangan platform Kedaireka.
Sementara itu, Managing Director Akuo Energy Indonesia Refi Kunaefi mengatakan Akuo Energy adalah perusahaan yang berasal dari Perancis dan saat ini beroperasi di lebih dari 18 negara di seluruh benua. Selanjutnya, ia membagikan pengetahuan mengenai energi terbarukan di Indonesia, dan ke depan Akuo Energy akan memberikan beberapa kali pelatihan kepada insan Dikti untuk meningkatkan kompetensi mereka di bidang energi terbarukan.
Pada kesempatan ini, Refi juga menyinggung mengenai isu perubahan iklim sebagai dampak pentingnya energi terbarukan. Ia mengatakan bahwa terdapat international relationship pada Paris Agreement pada tahun 2015 yang mengatakan kenaikan suhu global dunia tidak lebih dari 2 celsius dan hampir semua negara menyepakatinya.
“Target kita adalah kita akan menurunkan gas efek rumah kaca dan berhasil menurunkan 50-60% dalam sehari. Saat ini jika kita melihat jumlah gas polusi itu yang paling besar dari sektor energi dan kehutanan,” paparnya.
Lebih lanjut Refi menjelaskan bahwa semua orang harus benar-benar peduli mengenai perubahan iklim dan hal yang akan dihadapi ke depannya. Menurutnya, saat ini sulit untuk bisa mengubah cara masyarakat dalam menggunakan tas plastik dan transportasi. Padahal, dampak dari penggunaan itu akan kita rasakan sebelum tahun 2050.
Untuk itu, Refi berharap semoga di Indonesia akan ada pergerakan dan banyaknya diskusi publik yang membahas tentang perubahan iklim. “Semoga universitas yang hebat di sini bisa melakukan penelitian mengenai energi terbarukan. Saat ini butuh banyak dukungan untuk akademisi, dan mudah-mudahan karena banyaknya penelitian dan kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri akan banyak terobosan teknologi dan akan menghasilkan sesuatu untuk masa depan Indonesia,” pungkasnya.