JAKARTA – Hindari makanan basi, pemerintah akan gunakan alat pemanas makanan. Dengan memanfaatkan ‘heater’ ini, maka kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Ditjen Pelayanan Haji dan Umrah Kementerian Agama Sri Ilham Lubis pangan yang disajikan ke jamaah dalam keadaan segar.
“Penggunaan alat pemanas itu membantu makanan tidak cepat basi, terutama nasi kotak untuk jamaah,” kata Sri Ilham, seperti dikutip dari Antara, Selasa (3/7).
Metode yang digunakan, lanjut Sri Ilham, makanan yang telah siap diantar ke jamaah dimasukkan ke alat pemanas sehingga tahan lama.
Jika makanan sudah ada di luar pemanas, lanjut dia, agar makanan itu segera dikonsumsi jamaah haji.
“Beberapa jamaah tidak tahu makanan di luar ‘heater’ itu paling tahan dua jam setelah diterima. Agar makanan segera dikonsumsi,” kata dia.
Menurutnya ada kecenderungan beberapa jamaah haji yang menunda mengonsumsi makan yang telah tiba di luar alat pemanas untuk melangsungkan ibadah atau kegiatan lainnya. Akibatnya jamaah mendapatkan makanan yang tidak segar lagi.
Ketahanan makanan di luar alat pemanas, kata dia, cenderung sebentar karena isinya terdiri dari materi hangat seperti sayur, lauk pauk dan nasi.
Saat dibungkus hangat dan tidak ada di alat pemanas, lanjut dia, maka makanan sangat rentan basi.
Dia mencontohkan makanan yang disimpan dalam alat pemanas seperti yang disediakan oleh penyedia katering di hotel di Madinah dan Mekkah.
“Di Madinah di Mekkah, makanan dari dapur dibawa mobil hidrolik ke hotel jamaah dan disimpan di ‘heater’. Nasi kotak ditaruh di pemanas makanan ditancapkan listriknya di hotel atau ruang makan hotel. Ini yang menjaga makanan tidak basi,” kata dia.