Jakarta, MENARA62.COM Kementerian Koperasi dan UKM bersama PUPUK (Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil) sepakat mengembangkan UKM berbasis lingkungan atau yang biasa dikenal sebagai UKM hijau.
Dalam kerjasama ini, Kemenkop dan UKM akan mengaplikasikan
model-model atau kluster yang selama ini dilakukan oleh PUPUK sebagai pendamping.
“Ada empat poin yang kami kerjakan bersama-sama Kemenkop dan UKM, pertama di sektor kehutanan, kita akan kembangkan kluster rotan. Di sektor kelautan dikembangkan kluster udang dan kepiting. Ketiga, pengembangan bio diversity atau keanekaragaman hayati, dan keempat kami diminta memgonsep semacam indigenous product international festival, atau festival internasional produk asli Indonesia,” ujar Early Rahmawati, Seketaris Jendral PUPUK, usai bertemu dengan Menkop dan UKM Teten Masduki di Jakarta, Selasa (7/1/2020) kemarin.
Early menjelaskan, PUPUK sebagai organisasi non profit yang fokus pada pengembangan UKM berbasis lingkungan menilai perlunya dilakukan pengembangan ekonomi masyarakat berkelanjutan.
PUPUK sendiri memiliki visi usaha kecil yang kuat dalam struktur ekonomi Indonesia, serta kewirausahaan yang tumbuh berkembang berbasis kebudayaan nasional di berbagai sektor barang maupun jasa, sehingga melahirkan sebanyak-banyaknya wirausahawan tangguh yang siap menghadapi persaingan global.
PUPUK juga memiliki misi melaksanakan program-program penguatan usaha kecil dengan basis potensi yang dimiliki oleh usaha kecil dan kebutuhan usaha kecil dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya yang dimiliki Indonesia melalui berbagai pendekatan.
“Kami melihat sangat banyak produk asli indonesia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Nantinya kita akan kurasi dan akan kita bikin festival internasional, ” jelas Early.
Rencananya, festival itu akan digelar dalam 1 atau 2 tahun ke depan, dengan melibatkan sejumlah negara yang juga memiliki concern akan UKM yang berbasis lingkungan. ” Kami akan dorong ‘UKM hijau’ ini untuk naik kelas, caranya dengan menjaga kualitas produk, skala produksi komoditas yang ekonomis dan ramah lingkungan,” ujar Early.
Produk Unggulan
Dalam kesempatan itu Menkop dan UKM Teten Masduki memberikan apresiasi terhadap apa.yang dilakukan PUPUK selama ini dalam pendampingan UKM.
” Apalagi produk- produk yang didampingi PUPUK selama ini, seperti UKM sektor kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, menjadi produk unggulan Indonesia. Sudah sewajarnya, kita harus kembangkan produk asli dari negara kita, bukan manufakrur semisal mobil sepeda motor, itukan limpahan produk luar karena butuh tenaga kerja maka di produksi di Indonesia,” kata Menkop dan UKM.
Menteri Teten juga mendorong UKM berbasis lingkungan ini untuk bisa melakukan ekspor. ” Saya berencana membuat semacam kantor pemasaran bersama untuk UKM eksportir, kita akan buktikan UKM juga bisa merambah pasar luar negeri, dan itu sudah kita lakukan dan akan terus ditingkatkan,” kata Teten.
Sekjen PUPUK Early Rahmawati menyatakan dukungannya pada upaya menggalakkan ekspor produk UKM. ” Saya kira rencana pak Teten itu merupakan terobosan yang brilian, untuk mengatasi salah satu kelemahan UKM dalam ekspor yaitu masalah kapasitas yang umumnya masih kecil,” kata Early.
Early menambahkan sejumlah UKM yang didampingi PUPUK sudah melakukan ekspor diantaranya kripik ke Vietnam dan kaos kaki dari serat bambu ke Jepang.