BOYOLALI, MENARA62.COM — Pemuda Muhammadiyah Boyolali Gelar Peringatan Sumpah Pemuda. Peringatan ini dikemas dalam kegiatan rutin kajian kader dengan penyampaian visi masa depan Muhammadiyah.
Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Kecamatan Kota Boyolali mengemas kajian bulanan ini, dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dengan sub tema “Refleksi Sumpah Pemuda : Makna, karakter dan peran pemuda versi AL Qur’an”, Senin (28/10/2019). Kegiatan itu digelar di Aula Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Boyolali. Acara diikuti oleh perwakilan PCPM Boyolali, PR PM, IMM, IPM , HW dan tamu undangan.
Pembicara pertama, Joko Triyanto SKom MPd I, Ketua umum Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Boyolali mengatakan, kajian rutin ini akan diselenggarakan dengan harapan tercipta kader masa depan.
“Kegiatan kajian kader dengan tema utama Penyampaian Visi masa depan Muhammadiyah ini bertujuan menyiapkan kader Muhammadiyah masa depan. Muhammadiyah didirikan oleh generasi muda, dan saat ini menjadi gerakan Islam Berkemajuan,” ujarnya.
Maka, menurut Joko, regenerasi dan kaderisasi harus tetap berjalan, tidak boleh terhenti. Jika kaderisasi pemuda Muhammadiyah terhenti, maka bisa menjadi musibah di masa yang akan datang.
“Maka kita perlu menyiapkan kader sejak sekarang,” ujarnya.
Pembicara kedua, Ustad Syahrur Risqi Hidayatullah dari Ilmu Al Qur’an dan Tafsir Universitas Muhammadiyah Surakarta. Syahrul mengatakan, masa muda menjadi dasar kepribadian dan kesuksesan masa depan.
“Islam memandang masa muda sebagai masa yang menjadi dasar bagi pembentukan kepribadian dan kesuksesan pemuda di masa depan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan dalam masa ini, potensi fisik, intelektual dan mental pemuda ditumbuhkembangkan dengan baik. Harapannya, kelak ia dapat menimba ilmu pengetahuan, memiliki moral dan ketrampilan dengan sempurna,” ujarnya.
Selanjutnya, Syahrur menambahkan, kisah keberanian Nabi Ibrahim saat muda. “Keberanian seorang pemuda dalam menentang kezaliman raja yang kejam agar tidak sombong dan menyembah Allah SWT ini dapat kita lihat dalam kisah Nabi Ibrahim As. Ayat tersebut berbunyi :
قَالُوا۟ سَمِعْنَا فَتًۭى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُۥٓ إِبْرَٰهِيمُ [٢١:٦٠
Artinya : mereka berkata: “kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim” (QS. Al Anbiya:60 )
Sejak muda, Nabi Ibrahim sudah menjadi orang pemberani yang tidak takut siapapun selain tuhannya. Menurut Prof Hamka dalam tafsirnya Al Azhar, ketika Nabi Ibrahim menyebut-nyebut berhala, mencela-cela orang-orang yang memujanya. Dikatakannya, menyembah berhala merupakan suatu perbuatan yang bodoh. Kemudian Nabi Ibrahim yang digambarkan dalam ayat di atas, sebagai seorang pemuda, beliau membuat siasat atau tipu daya tentang berhala-berhala ini.”
Penulis: Lusi Diana