MAKASSAR, MENARA62.COM– Pegiat Koperasi dalam Kongres Koperasi Indonesia (KII) ke – 3 di Makassar – Sulawesi Selatan menyambut positif pencapaian Produk Domestik Bruto (PDB) koperasi pada 2013 yang hanya 1,7% menjadi 3, 99 % pada tahun 2016. Peryataan ini disampaikan oleh Rektor Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) Burhanuddin Abdullah dan Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Agung Sudjatmoko ketika berbicara awak media yang meliput acara KII di Makassar Jumat (14/7).
Burhanuddin memandang, kenaikan PDB koperasi tersebut cukup tinggi. Hal tersebut tidak lepas dari upaya yang dilakukan pemerintah dan gerakan koperasi yang telah memberikan dampak terhadap pertumbuhan PDB koperasi. Terutama adalah reformasi koperasi yang digulirkan Kementerian Koperasi dan UKM telah mendorong perkembangan koperasi secara berkualitas di tanah air.
” Saya rasa reformasi koperasi mampu memberikan dorongan insentif bagi koperasi yang dikelola secara baik dan memberi sanksi bagi koperasi yang dikelola tidak baik,” terangnya.
Reformasi Koperasi kini menjadi prioritas dalam pengembangan koperasi saat ini. Pemerintah dalam reformasi koperasi melakukan tiga pendekatan Pertama, adalah rehabilitasi. Rehabilitasi dilakukannya dengan memangkas jumlah koperasi di Indonesia. Koperasi-koperasi yang tidak aktif dan tidak jelas kegiatannya dicabut izinnya.
Kedua adalah reorientasi. Kini pembangunan koperasi tidak lagi diorientasikan pada peningkatan jumlah koperasi, tapi berorientasi pada peningkatan kualitas koperasi. Koperasi tidak perlu banyak, tapi yang penting bisa memberikan manfaat pada lebih banyak anggota.Ketiga adalah pengembangan koperasi. Pengembangan dilakukan dengan membuat pengelolaan koperasi lebih bagus sehingga usaha koperasi bisa semakin besar.
Burhanuddin menilai tentang reformasi koperasi mengatakan, bahwa selama ini koperasi sebagai soko guru perekonomian harus tetap dipertahankan sebagai cita-cita yang harus diwujudkan. Untuk itu, gerakan koperasi melakukan langkah-langkah untuk mendekatkan pada cita-sita soko guru perekonomian dengan melakukan reformasi dan modernisasi ditubuh koperasi itu sendiri.
Sementara di tempat yang sama, Agung Sudjatmoko menyatakan, sebagai orang koperasi sangat senang dengan data PDB koperasi mencapai 3,99%. Capaian ini dinilai sebagai lompatan sebab PDB Indonesia jauh tertinggal dibanding negara-negara ASEAN.
Menurutnya kinerja koperasi Indonesia ke depan masih dapat ditingkatkan lagi untuk memberi kontribusi lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Kinerja yang baik hanya dapat diraih jika pengelolaan koperasi dilakukan secara professional layaknya sebuah institusi bisnis. Koperasi, disebutnya, harus bisa melakukan diversifikasi layanan, menerapkan manajemen koperasi secara modern, menerapkan IT dan meningkatkan kualitas SDM, serta membangun jejaring.
“Kunci untuk mencapai itu adalah pendidikan dan pelatihan pengelola dan pengurus koperasi. Pengelola dan pengurus harus mengetahui dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sedangkan anggota menyadari penuh hak dan kewajibannya,” jelasnya. (Agus Y)