33 C
Jakarta

Pengamat Maritim: Mafia Pelabuhan Terjadi di Luar Pelabuhan, Penyebab Biaya Tinggi

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Harapan untuk menekan biaya logistik tinggi di Pelabuhan muncul saat  pemerintah memutuskan untuk melakukan merger (penggabungan) empat pelabuhan BUMN Pelindo menjadi satu, namun isu yang masih terdengar bahwa biaya logsitik yang tinggi ini akibat maraknya mafia pelabuhan.

Pengamat Maritim yang juga Direktur National Maritim Institute Namarin, Siswanto Rusdi mengatakan bahwa biaya logistik tinggi bukan akibat tarif yang tinggi di pelabuhan tapi terjadi di luar pelabuhan.

“Kegiatan mafia pelabuhan itu sebetulnya berada di luar pelabuhan, seperti misalnya mengambil peti kemas di luar pelabuhan yang harganya lebih mahal Rp400-500 ribu, karena ditentukan oleh pemilik peti kemas,” ujar Siswanto Rusdi saat menjadi pembicara dalam kegiatan Uji Kompetisi Wartawan (UKW) Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), di Jakarta, Sabtu (18/12).

Siswanto mengatakan pemberitaan tentang adanya mafia pelabuhan masih muncul di media massa ditengah program 100 hari yang digulirkan oleh Pelindo untuk memperbaiki kualitas SDM nya.

“Biaya logistik terbesar ada di luar pelabuhan. Menurut catatan Bank Dunia, biaya logistik pelabuhan Indonesia sebesar 23-24%, padahal Pelindo hanya mengambil biaya 1% saja dan pelayaran 1%,” imbuhnya.

Lebih lanjut Siswanto menambahkan stakeholder lain seperti Kementerian Keuangan atau Kementerian Perdagangan mempunyai peran penting untuk memperbaiki regulasi di luar pelabuhan.

“Tidak hanya itu, pelaku usaha dan asosiasi punya andil besar untuk menekan biaya logistik tinggi dan mafia pelabuhan. Harapannya, bila semua bisa dieliminir, ekspor bisa ditingkatkan secara signifikan,” pungkas Siswanto

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!