JAKARTA – Pengamat Pendidikan dari Eduspec Indonesia Indra Charismiadji menilai kebijakan pemerintah membangun ruang kelas baru di daerah-daerah bukanlah solusi yang tepat untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Bahkan kebijakan tersebut dinilai sangat mubazir dan menghambur-hamburkan anggaran.
“Kenapa tidak dengan menghidupkan sekolah swasta yang sudah ada? Ini cost-nya jauh lebih murah,” kata Indra, Senin (27/8).
Apalagi, kebijakan membangun ruang kelas baru selama ini juga tidak dibarengi dengan penambahan jumlah guru PNS. Akibatnya banyak sekolah negeri yang kekurangan guru dan kepala sekolah akhirnya mengambil jalan pintas dengan mempekerjakan guru honorer.
“Membangun ruang kelas baru membutuhkan biaya yang cukup besar. Kadang pemanfaatannya juga tidak optimal,” tegas Indra.
Ide menghidupkan sekolah swasta, lanjut Indra, sesungguhnya tidak hanya cost efektif. Cara tersebut sekaligus memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk andil dalam pembangunan pendidikan.
Dibanyak negara seperti Singapura, sekolah swasta malah mendapatkann biaya operasional dari pemerintah. Dengan cara seperti ini, tentu sekolah swasta memiliki peluang untuk bisa maju bersama dengan sekolah-sekolah negeri.
“Indonesia bisa melakukannya. Entah dengan cara menanggung biaya operasionalnya atau bisa juga mengubah status sekolah swasta menjadi negeri,” tambah Indra.
Pemberian bantuan operasional sekolah (BOS) yang selama ini telah dilakukan diakui Indra, belum memberikan hasil yang signifikan. Mutu pendidikan tak kunjung membaik, bahkan jika bercermin dari hasil PISA, malah menurun.
Indra mengatakan bahwa sesungguhnya untuk membuat pendidikan menjadi lebh bermutu, peran guru sangat penting. Sayangnya banyak guru di Indonesia yang kualitasnya dibawah standar.
“Sepanjang persoalan mutu dan kualitas guru tidak diperbaiki, output pendidikan tentu juga tidak akan meningkat,” tutup Indra.