SOLO, MENARA62.COM – Kwartir Daerah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kota Surakarta mempunyai pimpinan baru. Ketua Kwartir Daerah HW Kota Surakarta yang baru adalah Parimin Tedjo Pramono. Pengukuhan Pimpinan Kwarda HW Surakarta digelar di Balai Muhammadiyah Keprabon Banjarsari Solo, Selasa (6/2/2024).
Caleg DPR RI Dapil 5 Jateng No urut 4, Umar Hasyim , hadir sebagai undangan, karena Umar Hasyim adalah salah satu senior di Muhammadiyah Kota Solo, bahkan pernah menjadi Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Surakarta periode tahun 1994 hingga 1998.
Umar Hasyim berharap, bahwa gerakan kepanduan Hizbul Wathan adalah wadah potensial untuk mencetak generasi hebat dari kalangan Muhammadiyah.
“Disinilah tempatnya, kepanduan HW adalah kawah candradimuka untuk mencetak calon pemimpin masa depan, sehingga bisa meneladani sikap patriotisme Jenderal Sudirman yang pernah menjadi kader HW,” ujar Umar Hasyim, ditemui seusai acara pengukuhan. Sebagai partisipasi dukungan untuk HW Surakarta, Umar Hasyim memberi bantuan dana yang diterima simbolis oleh Ayahnda Parimin.
Sementara itu , Sesepuh Muhammadiyah Solo KH Subari memberi kilas balik tentang kepanduan Hizbul Wathan yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan. Menurut mantan Ketua MUI Kota Solo ini , HW didirikan oleh Kyai Dahlan seusai hadir dalam sebuah pengajian di Sontohartanan Keprabon. Waktu itu Kyai Dahlan terkesima dengan latihan para pemuda yang digelar di Pamedan Mangkunegaran. Terinspirasi hal itu , Kyai Dahlan mendirikan Kepanduan Hizbul Wathan pertama kali didirikan pada tahun 1336 H (1918 M) di Yogyakarta.
Dari kepanduan HW inilah muncul tokoh-tokoh, salah satunya Jenderal Sudirman. “Selain Pak Dirman, kader HW yang pernah menjadi Panglima ABRI adalah Jenderal Feisal Tanjung , karena ayah dari Feisal Tanjung pernah menjadi Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara,” tandas Kyai Subari.
Dalam kesempatan ini Ketua Kwarda HW Surakarta yang baru, Parimin Tedjo Pramono menjelaskan bahwa organisasi yang paling potensial dalam menggerakkan kepanduan adalah Muhammadiyah. Bahkan Kepanduan HW yang didirikan tahun 1918 jauh lebih tua dibandingkan dengan Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka baru dibentuk pada 1961 sebagai penyatuan dari berbagai organisasi kepanduan yang sudah ada. Baru pada tahun 1999 , Hizbul Wathan kembali berdiri mandiri.
Parimin menjelaskan bahwa kader HW bisa direkrut dari sekolah-sekolah Muhammadiyah. “Kalau di Solo ini ada sekitar 19 ribu siswa sekolah Muhammadiyah, mereka mengikuti ekstra kurikuler wajib, sehingga dari situlah bisa terjaring aktifis-aktifis HW,” jelas Parimin Tedjo Pramono.
(Safrudin)