JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan kembali Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan (JTB) di seluruh Indonesia tahun 2023. Penilaian bertujuan meningkatkan kualitas layanan Jalan Tol dan Rest Area secara kontinu dan menghasilkan Jalan Tol yang berkarakter di tahun 2024. Kali ini penilaian dilakukan pada jalan tol Surabaya-Probolinggo-Malang ruas Gempol-Pasuruan, ruas Pasuruan-Probolinggo, ruas Gempol-Pandaan, dan ruas Pandaan-Malang, Senin-Rabu, (2-4/10/2023).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan perlu adanya peningkatan kualitas layanan jalan tol secara berkelanjutan karena kebutuhan dan ekspektasi publik yang semakin tinggi. “Kami meyakini dengan lingkungan jalan tol yang lebih baik akan berkontribusi terhadap kenyamanan dan keselamatan dalam mengemudi di jalan tol, khususnya tidak hanya jalannya tetapi juga rest area-nya,” katanya, Rabu (4/10).
Tim Ahli/Pakar Penilaian JTB Ahmad Safrudin mengatakan, tahun 2023 penilaian JTB berpusat pada tema Toll for All, dimana pelayanan jalan tol harus bisa diakses oleh semua pihak dari semua golongan.
“Terdapat tiga parameter yang diukur, pertama equality gender dimana semua kelompok dan golongan harus dapat mengakses jalan tol, kedua tekait investasi ekonomi terhadap brand lokal artinya inisiatif lokal dalam konteks ekonomi, sosial dan budaya harus dapat diakomodir dalam pengelolaan jalan tol, informasi wisata maupun budaya lokal yang ditawarkan dapat terinfokan kepada pengguna jalan tol,” kata Ahmad Safrudin.
Ahmad Safrudin melanjutkan, aspek ketiga yang menjadi parameter yakni kepedulian masyarakat terhadap jalan tol. “Dengan latar belakang, profesi, hingga kelompok umur, kita harus mendorong pengguna untuk peduli terhadap berbagai aspek kenyamanan seperti tidak membuang sampah di rumija hingga aspek keselamatan berkendara seperti penggunaan batas kecepatan sehingga mereka dapat memanfaatkan jalan tol dengan etika yang baik,” katanya.
Dalam penilaian ini Ahmad Safrudin juga menyampaikan pentingnya vegetasi penghijauan jalan tol yang berguna sebagai capture karbon (emition absorbing) yang diemisikan dari knalpot kendaraan. “Tanpa crack, hole, patching, dengan jalan yang mulus dan rata, efisiensi energi kendaraan dapat dicapai dan emisi dapat ditekan serendah mungkin,” terangnya.
“Iklim yang baik di Malang telah mendukung vegetasi tanaman sebagai landscaping lebih baik, namun perlu diperhatikan untuk selalu melakukan perawatan, penyiangan, hingga pemupukan secara berkala. Selain itu perlu adanya sense of crisis dari setiap unsur stakeholders untuk meminimalkan resiko yang berpotensi terjadi di jalan tol, seperti kebakaran rumija, kecelakaan, dan setiap kejadian tak terduga di jalan tol,” tandas Ahmad Safrudin.
Direktur Utama (Dirut) PT Jasamarga Gempol Pasuruan, Muhammad Taufik Akbar, menyampaikan untuk memenuhi penilaian tahun 2023, pihaknya telah berupaya maksimal meningkatkan pelayanan sesuai Standar Penilaian Mutu (SPM). “Kami juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah khususnya mengajak masyarakat sekitar untuk andil dalam rest area baik berjualan atau bekerja di dalamnya, kami juga mengadakan kampanye keselamatan jalan, dan memiliki minimarket lokal,” ujarnya
Sedangkan menurut Sukiran yang mewakili Manager Operasional dan Pemeliharaan PT Transjawa Pasuruan-Probolinggo Jalan Tol, pihaknya telah memenuhi persiapan dasar pemenuhan SPM dan penyesuaian tarif. “Untuk rest area kami menyesuaikan dan tidak membedakan gender pemilik tenant namun kedepan komposisi gender akan kami persiapkan lebih baik. Kami juga bekerjasama dengan petani dan pengusaha sekitar jalan tol untuk diberi kesempatan menanam pohon sengon di ROW yang ada, termasuk tanaman lindung di rest area,” katanya.
Lain halnya Netty Renova, Dirut PT Jasamarga Pandaan-Malang dan PT Jasamarga Pandaan Tol, menurutnya dengan predikat Green Toll Road, tentu masih banyak improvement pada ruas yang dikelolanya. “Kami sudah memiliki tenant lokal yang menghimpun umkm mikro pada satu brand utama, ada juga khusus tenant umkm sendiri, termasuk warung atau kios masyarakat setempat,” katanya.
“Kami telah menyediakan parkir khusus wanita dan disabilitas, kamar mandi dan jalan akses disabilitas, tangga kecil untuk anak-anak cuci tangan, dan ruang laktasi namun jumlah dan komposisinya akan kami sesuaikan ke depannya. Selain itu kami juga melakukan edukasi keselamatan berkendara melalui pamflet dan kampanye di rest area,” tambah Netty.
Jalan Tol Surabaya-Probolinggo-Malang merupakan bagian dari jalan tol Trans Jawa yang menjadi lalu lintas utama konektivitas perekonomian dan logistik pulau Jawa. Jalan tol ini terdiri dari ruas Gempol-Pasuruan sepanjang 34,15 kilometer (km) beroperasi tahun 2017, ruas Pasuruan-Probolinggo sepanjang 39,87 km beroperasi tahun 2019, ruas Gempol-Pandaan sepanjang 13,61 km beroperasi tahun 2015, dan ruas Pandaan-Malang sepanjang 38,48 km beroperasi tahun 2019.(*)