SOLO, MENARA62.COM — Penyebaran materi dan konten medsos harus dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi, kehidupan manusia di era modern tidak terlepas dari dunia digital. Era digital ditandai dengan semakin tingginya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap teknologi, infomasi dan komunikasi (TIK), termasuk didalamnya dunia pendidikan.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena merupakan inisiatif dari sekolah” kata Hasan Chabibie, kesubdit Pengkajian dan Perencanaan Pustekkom Kemendikbud, ketika membuka acara Dialog Pendidikan Pengembangan Ekosistem Sekolah Berbasis TIK di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, Kamis (30/8/2018).
“Ini membuktikan adanya titik temu antara kegiatan sekolah dengan visi misi kemendikbud,” ujar Chabibie.
Dialog ini menghadirkan Kasman Idradno, Kepala Balai Pengendalian Pendidikan Menengah dan Khusus Wilayah III Surakarta sebagai pembicara. Menurutnya, siswa hari ini sudah menggunakan teknologi digital sejak lahir. Mereka dapat melakukan yang terbaik di dalam lingkungan yang interaktif, dimana pembelajaran bisa memberikan pengalaman mengasyikan.
“Karena itu, jika sekolah tidak menggunakan TIK akan ketinggalan zaman,” ujar Kasman.
Monang Sinambela, dari Lembaga Sensor Film, mengatakan, di era digital ini, terjadi kebebasan manusia dalam mengakses film. “Karena itu, perlu ada tips menonton film yang aman, yakni dampingi anak saat menonton, batasi jam menonton, pilih film yang sesuai anak, dan mengingatkan hal-hal yang baik yang patut ditiru dan penanaman nilai-nilai positif,” ujar Monang.
Sedangkan pembicara lainnya, Faozan Amar, Tim Implementasi Penguatan Pendikan Karakter Kemendikbud mengatakan, dalam sehari, lebih dari 2,5 jam rata-rata orang Indonesia menggunakan media sosial. Karena itu, dalam menyebarkan materi maupun konten harus dapat dipertanggungjawabkan secara personal dan kelembagaan. Isinya pun harus bersifat mencerahkan, tidak bertentangan dengan dengan norma sosial, agama dan sesuai dengan etika-ke Indonesiaan, serta tidak melanggar hak orang lain.
“Itulah salah satu etika Akhlaqul Medsosiyah,” ujar Faozan.
“Tidak dapat dihindari, kita tidak bisa terlepas dari TIK. Disamping banyak manfaatnya, tapi juga ada negatifnya”, kata Siti Nur Janah, kepala SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.
“Terima kasih kepada Tim Kemendikbud, yang telah rawuh di sekolah kami, dan anak-anak senang dengan acara ini,” ujarnya.
Ninin Karlina, selaku panitia dari Peace Generation, acara ini bertujuan untuk mensosialisasikan penggunaan internet yang positif, cerdas, sehat dan aman melalui pembelajaran etika berinternet sehat dan positif sehingga terwujud generasi yang bijak dalam bersosmed.
“Senang dengan acara ini, karena menjadi paham dan lebih hati-hati dalam menggunakan media sosial. Sehingga memberikan manfaat untuk sesama,” ujar Aulia, Siswa kelas XI yang menjadi peserta.