JAKARTA, MENARA62.COM – Siswa SMK Negeri 26 Jakarta berhasil menciptakan perangkap tikus. Alat yang diberi nama Hopest Trap tersebut dibuat oleh Algerian Adhi Prasetya, Bari Azhari, dan Muhammad Zaelani Saputra.
Ini adalah sejenis alat untuk mengatasi hama tikus. Produk tesebut dibuatnya berawal dari keprihatinan atas jumlah hama tikus di lingkungannya. Teknologi yang digunakan untuk perangkap hama rumah safety berbasis IoT dengan monitoring dan kendali akses melalui aplikasi ponsel. Alat ini dibuat selama tiga minggu.
Sebelum berhasil menciptakan karyanya, kata Algerian, aa beberapa kali melakukan percobaan. Awalnya tim mengalami kendala karena ada komponen yang tidak terhubung. Setelah dipelajari akhirnya berhasil hingga lima kali percobaan.
“Pertama kita aktifkan dulu sensor alatnya melalui HP, pada saat sensornya nyala, tikusnya masuk. Pada saat tikusnya masuk, pintu belakangnya langsung tertutup secara otomatis. Di luar sana banyak orang yang tidak mau megang tikus, oleh karena itu kita buat wadahnya yang bisa dijalankan pakai roda. Ini juga ramah lingkungan,” tutur Algerin di sela pameran karya siswa SMK yang berlangsung di kantor Kemendikbud.
Karya Algerin dan kawan-kawan tersebut berhasil menyabet juara pertama pada Pameran Hasil Karya Siswa SMK Bidang Hospitality, Engineering, dan Ekonomi Kreatif untuk kategori Teknologi Internet Of Things (IoT).
Selain siswa SMK 26, Kemendikbud juga memilih pemenang-pemenang lain untuk berbagai kategori. Misalnya Kategori Airframe Mechanic adalah SMK Penerbangan Dharma Wirawan Sidoarjo dengan judul karya Sheet Metal Repair dan Lampu Tidur. Pemenang Kategori Aplikasi Robotik adalah SMK Negeri 4 Kepahiang dengan judul karya TOSABI (Tong Sampah Bicara) Media Interaktif Penanaman Budaya Membuang Sampah Pada Anak Usia Dini.
Kategori Kriya Kreatif Batik dan Tekstil adalah SMKN 2 Tegal Sari Banyuwangi dengan judul karya Barong kemiren, kategori Mixed Reality adalah SMK Negeri 4 Bandung judul karya Ether. Dan pemenang Kategori Teknologi Cetak 3D adalah SMK Tunas Harapan Pati dengan judul karya Dekorasi Lampu Lithophane Pahlawan.
SMKN 26 Jakarta menjadi sekolah yang berhasil menyabet juara terbanyak. Dari enam kategori yang diikuti, tiga di antaranya berhasil dimenangkan oleh sekolah tersebut pada posisi pertama untuk kategori lomba Teknologi Internet of Thing (IoT) berjudul “Hopests Trap (Household Pests Trap)”, Teknologi Smart School, yang berjudul “Ngajar” dan pengembangan game pendidikan berjudul “Ksatria Bumi”.
Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud Bakhrun menjelaskan pameran dan seminar teaching factory 2019 digelar dalam rangka memberikan wadah untuk saling berbagi inspirasi dan wawasan antar siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam menyempurnakan produk pembelajaran.
“Pameran ini tidak sekadar pameran, tetapi antarsekolah bisa saling menginspirasi apa yang menjadi kelebihan sekolah lain. Disitulah proses pembelajaran. Belajar itu cukup melihat apa yang terjadi di sekolahnya untuk menjadi inspirasi bagi sekolah lain. Cara ini dinilai lebih cepat dari pada kita belajar secara formal,” ujar Bakrun, dalam siaran persnya.
Melalui penyelenggaraan pameran ini Bakrun berharap dapat mencetak siswa SMK yang kompeten dan mampu memproduksi barang/jasa sesuai standar dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Selain itu, juga dapat menjadi masukan positif bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusannya.
“Yang terpenting apa yang didapatkan dari penyelenggaraan pameran ini bisa menjadi masukan positif bagi sekolah bapak dan ibu dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Penting bagi kita untuk melihat sejauh mana manfaat kualitas pembelajaran bagi peserta didik,” ujarnya.
Kegiatan Pameran Hasil Karya Siswa SMK Bidang Hospitality, Engineering, dan Ekonomi Kreatif dilaksanakan dalam beberapa kategori program yaitu Program Pembelajaran Berbasis Industri, Program Pembelajaran Kewirausahaan, Program Kamp Kreatif SMK Indonesia (KKSI), dan Program Pembelajaran Berbasis Industri 4.0.