Soroptimist International of Jakarta (SIJ) mengadakan peringatan Hari Kartini di Bintaro, Tangsel, pada Minggu, 23/4/17. Pada acara ini SIJ memperkenalkan murid dari Sekolah Diponegoro dan Sekolah Maleo Bintaro yang ikut dalam program beasiswa dan pendampingan oleh SIJ.
“Soroptimist artinya yaitu kaum wanita yang melakukan yang terbaik. Soroptimist merupakan organisasi dunia untuk wanita yang dibentuk di Amerika dan kini ada di 124 negara. Keanggotaannya dari berbagai bangsa dan latar belakang profesi. Misi dan visi Soroptimist adalah untuk memajukan status wanita dan anak serta memperjuangkan hak asasi bagi seluruh masyarakat. Cita-cita Soroptimist untuk memberdayakan wanita tak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Proyek yang dilakukan di berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, pengembangan sumber daya manusia, dan sebagainya. Jadi, Soroptimist adalah seorang wanita, seorang teman, guru, isteri, ibu, tetapi dia juga selalu berusaha menciptakan suasana yang terbaik buat wanita,” terang Isla Winarto selaku salah satu pendiri Soroptimist International of Jakarta yang berdiri bulan Agustus 1992.
Ada beberapa proyek yang dilakukan oleh SIJ, lanjut Isla. Kita memberdayakan wanita dan memberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan mencapai cita-citanya. Program pertama yang dilakukan di Indonesia yaitu memberikan bantuan dana dan pengadaan sekolah TK di daerah kumuh Jakarta. Salah satu proyek terbesar SIJ yaitu membangun kembali satu desa Lambreh di Aceh akibat tsunami. Kami membangun fasilitas tempat tinggal, sekolah, klinik, dan perpustakaan. Ada lagi pemberian program kursus menyulam bagi para ibu di Nurani Insani, kursus menjahit bagi wanita di Cisarua, Bogor, pemberian dana untuk membangun sekolah yang rusak karena gempa di Yogyakarta, dan lain-lain. Program yang tahun lalu diluncurkan yaitu Program Sekolah Bintaro berupa beasiswa dan pendampingan.
Menurut Listiani Widjaja selaku Ketua Project Beasiswa dan Pendampingan Sekolah Bintaro, Program yang dilakukan di Sekolah Bintaro ini sebetulnya merupakan duplikasi dari program Titian Foundation yang telah dijalankan oleh Lily Kasoem selama 10 tahun terakhir di desa Bayat, Klaten Jawa Tengah. Program yang dilakukan Titian Foundation ini sudah menghasilkan seribu lulusan yang berhasil.
