SUKOHARJO, MENARA62.COM — Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grogol Sukoharjo mengadakan pelantikan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Cemani dan pimpinan Ranting ‘Aisyiyah periode muktamar 2015-2020, Ahad, (30/4/2017). Saat bersamaan, juga dilakukan peresmian Balai Muhammadiyah Cemani Grogol Sukoharjo.
Tema pelantikan yaitu “Ranting Penting menuju Cemani Berkemajuan”. Acara ini juga dihadiri juga H M Saleh, sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sukoharjo.
Sri Lahir, Ketua PCM Grogol melantik Pimpinan Ranting Muhammadiyah Cemana, sementara yang melantik Pimpinan Ranting Aisyiyah adalah Tumirah, dari Pimpinan Cabang Aisyiyah Grogol.
Susunan PRM yang dilantik:
Pelindung: kepala desa Cemani
Penasehat : H M Jupri
H Ahmad Jazim Juwairi
H M kusdi
Ketua I : 1. Muryanto
2. Katni
Sektretaris : 1. Abdul Mutholib
2. Dodi Budi Astoko
Bendahara : H Suraji Suryo Putranto
H Mulyono
Susunan PRA:
Pelindung : Kepala Desa Cemani
Penasehat : HM Jupri
H M Kusdi
Ibu Rujito
Ketua : Hj Lies Sambodo
Hj Praptinah Gunawan
Sekretaris : Fani
Sholehah
Bendahara : Hj Wiwik Affandi
Yayak Wiyono
Setelah pelantikan, Muryanto, ketua PRM terpilih, mengucapkan syukur kepada Allah SWT. “Ucapan terima kasih kepada Bapak H A Dahlan Rais, dan juga Agus Taufiqurrohman, dari PP Muhammadiyah. Juga kepada kepala desa Cemani,” ujarnya.
Dia menyebutkan, pembinaan kader itu penting. Ranting juga penting. Dia mohon sesepuh untuk selalu memberi dukungan. Dia juga minta nasehat dari Agus Taufiqurrahman.
Sri Lahir mengungkapkan, Ranting Cemani memiliki gedung Dakwah pertama di PCM Grogol. Dalam kepengurusan yang baru, jumlah anggota yang dilantik 70 % orang tua. Dia memotivasi, bahwa berorganisasi harus mau bekerja, mau berjuang. Dalam mengurus organisasi menggunakan manajemen Muthmainah, yaitu Senang, Tenang, Kenyang yang akhirnya menang.
Dalam sambutannya, Agus Taufiqurrahman langsung bertanya, bermuhammadiyah itu apa? Islam yang sebenarnya seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Siapa yang berpegang dengan Al Qur’n dan assunnah, tidak akan tersesat. “Ranting, cabang dan pusat hanya berbeda struktur. Harapannya, dengan gedung yang bagus, kegiatan juga bagus,” ujarnya.
Dia menyebutkan gedung ini dibangun dengan modal 0 Rupiah. Berdakwah di Muhammadiyah itu njobo njero.
Kunci sukses yaitu keteladanan, kesungguhan, bersabar dan kebersamaan dan keikhlasan. “Ikhlas itu mudah dikatakan tapi sukar dilaksanakan,” ujarnya.
Selesai pengajian dilanjutkan penandatanganan prasasti peresmian gedung dilanjutkan doa, serta pengguntingan pita dan kunjungan ke gedung baru.