28.9 C
Jakarta

Peresmian Integrasi Sistem Informasi Kesehatan Indonesia: “SATUSEHAT”

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Pembangunan kesehatan Indonesia mengacu pada pelaksanaan dan penyusunan yang diatur melalui Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Sistem ini diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional.

Terlebih dengan kemajuan teknologi yang ada, Indonesia terus menerus mengembangkan inovasinya dalam penyelarasan data dan informasi kesehatan terdigitalisasi. Upaya ini terus didukung Kementerian Kesehatan RI, salah satunya meluncurkan platform transformasi dan integrasi data layanan kesehatan nasional dengan nama “SATUSEHAT” seperti yang disampaikan pada saat rilis di Hotel Raffles Jakarta, (Selasa, 26 Juli 2022).

“Peresmian “SATUSEHAT” sebagai nama Indonesia Health Service (IHS) yang merupakan platform integrasi dan standardisasi layanan data kesehatan di Indonesia,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang dikutip dalam Kemenkes.go.id.

Peluncuran “SATUSEHAT” ini merupakan upaya Kemenkes RI dalam mentransformasikan layanan kesehatan melalui digitalisasi yang berbentuk platform konektivitas data, analisis, dan layanan untuk mendukung integrasi antar aplikasi dan fasilitas pelayanan kesehatan. Pasien yang berpindah fasyankes, nantinya tidak perlu berulang-ulang mengisi formulir yang sama. Hal tersebut memberikan besarnya peluang pasien lebih cepat ditangani.

Rencana Strategi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2020-2024 dalam memanfaatkan teknologi informasi di bidang kesehatan dan integrasi sistem data yang valid dan reliable, peluncuran “SATUSEHAT” dinilai selaras dengan rencana tersebut. Dijabarkan secara detail dalam rencana strategis bahwa penguatan sistem informasi kesehatan salah satunya dilakukan dengan pengembangan aplikasi dengan aliran data dan informasi yang terintegrasi.

Plaform “SATUSEHAT” juga memuat infomasi mengenai kondisi kesehatan secara transparan karena tercatat dan terekam secara digital rekam medis di rumah sakit sesuai persetujuan pemilik data. “Pasien ketika berobat di rumah sakit maupun pengecekan kesehatan di laboratorium menjadi lebih cepat dengan perkembangan teknologi ini semua menjadi lebih efisien dan transparan,” penjelasan Setiaji ketika live demo pelucuran “SATUSEHAT”.

Dikutip dari web Kemenkes.go.id bahwa perlu proses yang panjang dalam pembuatan platform “SATUSEHAT”. Mulai dari perencanaan, jejak pendapat dari para ahli hingga uji coba fase alpha dan beta dengan intuisi, seperti rumah sakit, laboratorium, health-tech, farmasi, klinik mandiri, praktisi hingga akademisi,” ujar Setiaji, Chief of Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes RI.

Setiaji juga mengatakan, platform ini sudah diuji coba kepada 41 rumah sakit vertikal milik pemerintah pada tahap alpha testing. Saat ini juga melibatkan 31 institusi dari berbeda latar belakang untuk uji fase beta (Kemenkes.go.id).

Kemenkes RI juga memberikan perhatian pada proses pembangunan platform ini khususnya teknologi, regulasi, keamanan sistem dan privasi yang menjamin berjalannya sistem hingga perlindungan data pribadi pengguna.

Dilansir dari Kemenkes.go.id, saat ini sudah 16 fasyankes yang telah terintegrasi dengan “SATUSEHAT” yaitu 14 dari fase alpha testing, 2 dari fase beta testing dan 2 dari rumah sakit pemerintah yang sedang dalam fase pengembangan dan akan segera terintegrasi.

Setiaji juga mengharapkan akhir 2022 terdapat 8.000 fasyankes yang terintegrasi dengan “SATUSEHAT” seperti yang dikutip di Kemenkes.go.id.

Besar harapan “SATUSEHAT” bisa menjadi platform yang memberikan banyak manfaat tidak hanya bisa mengintegrasikan data dan informasi kesehatan antar fasyankes, namun bisa memberikan kemudahan dan kecepatan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. (Zayyinatul Fathonah, Universitas Indonesia/Fakultas Kesehatan Masyarakat)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!