YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta (KPU DIY) membedah Buku ‘Pilkada di Tengah Dua Bencana, Selasa (12/10/2021). Bedah buku yang bernama Bukberpus #4 ini membedah buku karya Ketua KPU DIY, Hamdan Kurniawan.
Bedah buku ini menghadirkan pembedah Dewi Amanatun Suryani, Dosen Prodi Administrasi Publik Unisa Yogyakarta. Sedang moderator Muhammad Khozin, Dosen Prodi Administrasi Publik Unisa Yogyakarta.
Dijelaskan Irkhamiyati MIP bedah buku ini diberi nama Bukberpus karena awalnya acara ini dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Namun saat ini bukan bulan Ramadhan, bedah buku ini tetap dinamakan Bukberpus.
“Tema kali ini berbeda dengan bedah buku sebelumnya. Kita simak bersama apa isi buku dan bencana apa yang ada di dalamnya. Ini kesempatan bagus, membedah buku karya Ketua KPU DIY. Diharapkan bedah buku ini dapat menyadarkan seberapa besar partisipasi kita pada Pilkada,” kata Irkhamiyati.
Sedang Rektor Unisa, Warsiti, MKep, SpMat mengatakan bedah buku ini merupakan salah satu wujud admosfir akademik di Unisa. Pandemi Covid-19 yang belum berakhir sangat mempengaruhi aspek kehidupan, aspek politik, hingga tata cara ibadah.
Namun, kata Warsiti, pandemi ini juga memiliki makna positif. Salah satunya, kegiatan bedah buku ini dapat diikuti peserta dari berbagai elemen masyarakat, tanpa dibatasi waktu dan ruang. Selain itu, komunikasi menjadi lebih mudah baik lingkup nasional maupun internasional.
Menurut Warsiti, Buku ‘Pilkada di Tengah Dua Bencana’ ini dikemas sangat apik dari pengalaman yang panjang penulis di KPU baik kabupaten maupun provinsi. Sehingga memiliki pengaruh banyak seputar dinamika Pilkada. “Diharapkan buku ini menjadi jariyah ilmu yang bermanfaat, sekaligus media sosialisasi mendorong minat membaca kita,” kata Warsiti.
Sementara Hamdan Kurniawan mengatakan buku setebal 166 halaman ini merupakan pengalaman Pilkada 2020. “Pesta demokrasi 2020, saya catat satu persatu dalam buku ini. Saya berharap bisa menggambarkan potret-potret Pilkada,” kata Hamdan.
Dijelaskan Hamdan, judul buku ini dipilih mengacu pada bencana alam di Sleman yaitu erupsi Merapi. Saat itu, banyak warga masyarakat di daerah sekitar Gunung Merapi mengungsi di berbagai tempat. Ada pro koktra apakah bisa penyelenggaraan Pilkada di saat bencana.
Selain itu, di masa pandemi Covid-19 masih juga mengancam pelaksanaan Pilkada. Sehingga isu kesehatan merupakan hal yang dikedepankan pada pelaksanaan Pilkada. “Pilkada tidak dianggap sebagai kluster Covid-19, tetapi justru kluster kesehatan. Isu kesehatan saya bahas dalam buku ini, di mana petugas KPPS tidak ada pengetahuan khusus,” kata Hamdan.
Kata Hamdan, isu kesehatan merupakan hal yang baru dalam KPU di Pilkada 2020. Ia merasakan betapa rumitnya di masa pandemi Covid-19 yang harus melakukan perubahan waktu dan pemilih dalam Tempat Pemungutan Suara (TPS). Hal ini berimbas pada anggaran KPU.
“Selain itu, juga perubahan metode pengumpulan masyarakat untuk menyalurkan hak pilihnya pada Pilkada. Petugas juga harus dilengkapi APD (Alat Pelindung Diri). Pasien Covid pun harus kami layani,” katanya.