Satu judul buku baru akan selesai bulan Ramadan ini. Judulnya ‘’Desa Berdikari’’. Inilah buku tentang liku-liku mengatasi kemiskin di pedesaan dari jerat rentenir melalui program ekonomi syariah.
‘’Desa Berdikari’’ akan memotret model pemberdayaan di Dusun Ciburial, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Di balik desa dengan lahan pertanian subur itu ternyata tersimpan kisah kemiskinan yang memilukan. Lebih dari 90 persen warganya terjerat rentenir.
Buku ‘’Desa Berdikari’’ akan ditulis berdua: Saya dan Mas Sigit, konsultan LAZ Al-Azhar. Adapun buku tersebut akan diterbitkan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia.
‘’Desa Berdikari’’akan menjadi buku pertama dari tiga buku yang direncanakan. Dua buku lainnya yang akan dimulai setelah Lebaran akan membahas program pemberdayaan masyarakat di Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu (1 judul) dan model pemberdayaan di pesantren Darul Arqam di Kabupaten Garut (1 judul).
Rencana penulisan buku ini, sudah digagas sejak akhir tahun 2018. Bahkan outline bukunya telah diselesaikan melalui diskusi selama tiga hari, pada Februari lalu. Ketiga buku itu diharapkan bisa memberi gambaran tentang model-model pemberdayaan ekonomi syariah sesuai dengan local wisdom masing-masing.
‘’Teruslah menulis. Sebab keahlian menulis itu akan semakin baik karena dilatih. Bukan karena dipelajari.’’ Kalimat itu berasal dari guru jurnalistik saya, Dahlan Iskan.
Sudah lebih dari 25 tahun lalu nasihat itu disampaikan. Saya masih terus mengingat dan mempraktikkannya sampai sekarang. Bagaimana dengan teman-teman?
