EMPAT LAWANG, SUMATERA SELATAN, MENARA62.COM — Pimpinan Daerah Muhammadiyah Empat Lawang, Sumatera Selatann membuat percontohan kebun sayur. Perkebunan yang berada disekitar objek Wisata Sungai Gelega KM 17 di Kecamatan Talang Padang, Empat Lawang ini luasnya sekitar 5000 meter persegi.
“Kami menamakan ini sebagai Gerakan Menanam Sayur Mayur, gerakan ini baru dimulai atau titik nol pada hari Ahad tanggal 24 April 2017 lalu,” ujar Ketua PDM Amran Rosyadi, Ahad (30/4/2017).
Amran mengungkapkan, selama ini ia mengamati kebiasaan ibu rumah tangga yang selalu menunggu pedagang sayur keliling yang mendatangi perkampungan. Padahal, dulunya wilayah tersebut merupakan salah satu sumber penghasil sayur maur.
“Kondisi saat ini berbanding terbalik saat beberapa dekade sebelum ini, saat itu produksi sayur masyarakat desa di Empat Lawang berlebih, sehingga bagi kelompok yang bergerak dibidang usaha jasa Guru, Para medis, Ulama dan tokoh masyarakat secara rutin mendapat pemberian dari petani penanam sayur,” kenang Amran.
Saat ini, menurut Amran, pertanian khusus sayur mayur kurang diminati masyarakat. Mereka menilai, harga sayur mayur terbilang rendah. Itu sebabnya, masyarakat lebih senang menanam dan membudidayakan tanaman unggulan seperti karet, kopi, sawit dan padi yang diperkirakan mendapat keuntungan lebih baik.
Padahal, menurut Amran, kebutuhan sayur mayur di Empat lawang saat ini dipasok dari luar kabupaten Empat Lawang, seperti Kota Pagaralam (Sumsel), Kabupatan Musirawas (Sumsel), Kabupaten Kepahiang (Bengkulu) dan Kabupaten Curup (Bengkulu). Keempat Kabupaten/Kota inilah pemasok Sayur mayur di Empat Lawang setiap harinya.
“Padahal, untuk menaman sayur mayur apalagi hanya untuk sekedar kebutuhan rumah tangga tidak membutuhkan areal atau lahan yang luas cukup areal atau lahan yang masih kosong di sekitar rumah. di pekarangan atau lahan-lahan kosong milik petani yang belum dimanfaatkan,” ujarnya.
Disinilah peran tenaga ahli dibidang pengolahan dan budidaya tanaman sayur mayur di Empat Lawang dibutuhkan untuk menentukan tanaman apa yang baik dan tepat untuk ditanam. Sesuai dengan iklim, kultur tanah, tingkat keasaman, sumber air, ketinggian tanah dari permukaan laut.untuk diperhitungkan dalam menentukan tanaman yang tepat.
Selain penentuan jenis tanaman tata cara pengolahan tanah, membersihkan gulma, menambahkan pupuk dasar, pupuk kandang, menggemburkan tanah, pembuatan galangan, pemasangan mulsa, perawatan berupa pemberian pupuk, penyemprotan festisida, sampai ke pemanenan.
Semua yang disebutkan tadi hendaklah dicontohkan secara sederhana agar mudah dipahami, diharapkan para petani di Empat lawang yang mau belajar dan sekaligus praktek dengan petunjuk yang diberikan oleh tenaga ahli. Tenaga ahli ini didatangkan dari daerah yang pertanian sayur-mayurnya dikelola dengan sistem industri agrobisnis.
Dasar pemikiran itulah yang mendorong Pimpinan Daerah Muhammadiyah Empat lawang membuat kebun percontohan yang diberi nama dengan ”Gerakan Menanam Sayur Mayur” dengan jenis Sayur-mayur Buncis, Cabe Keriting, Cabe Rawit, Timun, Sawi, Tomat, Jagung, Kacang Panjang, Terong Bulat, Terong Panjang, tomat mini, Labu siam, Labu Perenggi, Mentimun, Oyong, dll. diharapkan hasil yang diperoleh dilahan percontohan adalah 10 kali lipat dari biaya operasional (diatas kertas) dengan itu dapat memancing minat para petani untuk mencoba menanam komoditi ini.
Tenaga Pengelola atau penggarap yang sangat mengerti dan sangat paham dalam mengelola tanaman sayur-mayur yang khusus didatangkan dari Drajat Bandung dengan bayaran tiga kali lebih banyak dibanding tempat asal mereka
–Agus Subhan Bakin–