TEMANGGUNG, MENARA62.COM — Kesantrian Pondok Pesantren Al-mu’min Muhammadiyah Tembarak Temanggung (Almatera), melakukan diskusi intensif seusai salat magrib sejak tanggal (13/7/2020 s.d. 13/9/2020) yang dikuti oleh semua anggota kesantrian, para alumni Ponpes Almatera yang bertempat di Kantor Kesantrian Kampus 2 Selopampang Tembarak Temanggung.
Diskusi tersebut bertujuan mewujudkan adanya Laboratorium Santri untuk membangun kesadaran, memperdalam wawasan keilmuan keislaman, memecahkan persoalan santri yang menjadi landasan terciptanya narasi dan ide-ide cemerlang dalam pembenahan bimbingan dan aspek tarbiyah tsamilah santri selama menjadi santri.
Perkembagan zaman yang semakin maju dan berkembang pesat, harus diiringi dengan konsep atau sistem yang memadai. Karena hal tersebut akan memegaruhi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor bagi santri dalam jangka panjang. Kesantrian yang merupakan unit pokok di Ponpes Almatera, menyikapi permasalahan tersebut dengan melakukan diskusi rutin setelah maghrib. Ide-ide baru yang inovatif dalam diskusi akan menjadi masukan untuk membagun kreativitas dalam menyusun program Kesantrian dan mendukung berjalannya visi dan misi pondok pesantren.
Diskusi bertemakan laboratorium santri yang digaungkan Kesantrian Ponpes Almatera, ditujukan untuk melatih dialektika, menambah wawasan, pembuatan konsep, dan program santri.
“Diskusi tersebut sangat menarik dan membuka wawasan baru kesantrian dan menambah cakrawala berpikir,” ucap Wildan Azzam Firdausi salah seorang anggota Kesantrian berusia muda.
Fahrudin yang menjabat kepala Kesantrian, selama dua puluh empat jam penuh bercengkerama dengan para santri bersama dengan para setaf kesantrian mengetahui segala permasalahan santri yang kesemuanya terdapat tata tertibnya. Tercapainya pribadi santri yang sholih dan sholihah, menjadi harapan dan cita-cita bagi para orang tua mereka. Melalui diskusi yang dirintis oleh Kesantrian Ponpes Almatera Temanggung, diharapkan Laboratorium Santri ke depannya bisa diwujudkan dan menjadi pijakan dan langkah maju dalam mendidik para santri dengan segala latar belakang dan bisa mencapai target keberhasilan.
”Kendala-kendala yang selalu muncul bukan menjadi penghalang, akan tetapi menjadi tantangan yang harus dihadapi,” ucap Ahmad Izzudin yang mempunyai pengalaman dalam membina santri. Laboratorium yang merupakan tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan, dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan dalam usaha memajukan lembaga. Tantangan yang makin berat dalam membina santri, dengan mempunyai labolatorium Santri akan memberi manfaat bagi para pengelola pondok pesantren terutama Kesantrian yang selama sehari penuh menyatu dengan para santri. (Wahyu ES/Khamid)