JAKARTA, MENARA62.COM – Indonesia adalah salah satu negara maritim terbesar di dunia, memiliki potensi lestari dengan jumlah tangkapan mencapai 12,54 juta ton per tahun dan memiliki 8.000 jenis keragaman hayati. Dari jumlah tersebut, Machmud sebagai Direktur Pemasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengatakan hanya 10 juta ton saja yang boleh ditangkap. Seang 6,5 juta ton lainnya belum mencukupi syarat yang diperbolehkan.
Machmud juga menjelaskan bahwa budidaya laut Indonesia dari 12,2 juta hektar hanya memanfaatkan sekitar 2,7% saja, inilah salah satu faktor penyebab konsumsi ikan masih rendah di Indonesia dengan rata-rata 54,55kg perkapita dan tidak merata tidak merata disamping handling yang kurang baik karena kurangnya kolaborasi dan sinergi dalam mengelola ikan.
“Di Indonesia 99% itu adalah nelayan kecil bawa es kelaut ga cukup sedangkan ikan kita banyak, 1 jam di ruangan biasa tanpa es ikan akan hancur turun langsung mutunya,” ujarnya dalam webinar Peluang Bisnis Kuliner yang Potensial di Tahun 2021 kamis,(19/11/2020).
Untuk itu diakui Machmud, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bekerja sama dengan telkomsel menciptakan sarana untuk mengajak pelaku usaha mandiri kecil menengah/UMKM berbasis perikanan masuk ke program pasar laut Indonesia yang diciptakan dengan sistem online yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Selain itu, pasar laut Indonesia diciptakan untuk meningkatkan kualitas mutu produk agar semakin berdaya saing yang dimulai dari perbaikan cara pengelolaan, pengolahan, dan pembudidayaan ikan. Terdapat 60.000 pelaku UMKM di seluruh Indonesia dan sudah ada 1.355 UMKM dari berbagai daerah bergabung ke program pasar laut Indonesia.
“Jika kita bisa memanfaatkan area budidaya ini ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu bagaimana berkomunikasi dengan stakeholder dan cara meningkatkan budidaya karena disitulah sumber produksi yang sangat besar,” paparnya.