Seorang mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di University of Wollongong, New South Wales, Australia. Ia berjalan di trotoar menuju arah mushalla MAWU, siang ini. Dia adalah kandidat doktor dalam bidang bebatuan yang instansi tempat kerjanya berada di Balai Arkeologi Bandung Jawa Barat.
Pada sisi sebelah kanan, di lapangan bola, ratusan mahasiswa sedang menuju auditorium atau SportHub UoW. Gedung ini bersebelahan dengan kolam renang dan mushalla MAWU.
Mereka menuju aula tersebut untuk mengikuti ujian akhir semester. Memang untuk ujian, sistem universitas di sini menghendaki diadakan dalam satu ruangan tertutup secara keseluruhan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Pada saat mengikuti ujian, terdapat ketentuan untuk semua mahasiswa. Diantaranya tidak boleh membawa tas dan calculator dalam ruang ujian. Semuanya harus ditanggalkan dalam ruangan khusus yang disiapkan untuk menampungnya. Hal ini sengaja dilakukan, agar menghindari terjadinya kemungkinan ada mahasiswa yang berlaku curang.
Meskipun di Australia terkenal dengan tingkah kejujuran dan objektivitas yang tinggi, tentu ada saja hal yang sebaliknya. Mulai dari kecil, saat masih taman kanak-kanak sampai sekolah dasar, sudah mengajarkan tentang sifat ini.
Namun demikian, potensi curang tetap saja dapat terjadi. Dimana, kapan, dan oleh siapa saja. Itulah sebabnya, untuk meminimalisir bentuk kecurangan, sistem yang baik tetap diperlukan.
Penulis:Â Haidir Fitra Siagian/ Gwynneville, Senin (18/11/2019) ba’da duhur