JAKARTA, MENARA62.COM – Pandemi Covid-19 yang terjadi memberikan beban berat, beban penuh risiko yang memaksa Indonesia untuk menghadapi dan mengelolanya. Semua pilar kekuatan diasah dan diuji. Selain beban, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pandemi ini juga memberikan kesempatan Indonesia untuk dapat melakukan perbaikan diri.
“Tatkala ujian itu terasa semakin berat, asahannya juga semakin meningkat. Itulah proses menjadi bangsa yang tahan banting, yang kokoh, dan yang mampu memenangkan gelombang pertandingan,” ujar Presiden dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dalam rangka HUT ke-76 Proklamasi Kemerdekaan RI, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, pada Senin, (16/8/2021).
Dalam perjalanan sejarah bangsa, Indonesia telah melewati etape ujian yang berat termasuk resesi dan krisis yang datang setelah merdeka. Namun, Presiden meyakini ujian tersebut memperkokoh fondasi sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia.
“Setiap etape memberikan pembelajaran dan sekaligus juga membawa perbaikan dalam kehidupan kita,” lanjutnya.
Presiden menuturkan, pandemi Covid-19 telah memacu Indonesia untuk berubah dengan mengembangkan cara-cara baru, meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan, dan menerobos ketidakmungkinan. Masyarakat dipacu untuk menjalankan kebiasaan dengan cara berbeda.
“Kita dipaksa untuk membangun normalitas baru dan melakukan hal-hal yang dianggap tabu selama ini. Memakai masker, menjaga jarak, tidak bersalaman, dan tidak membuat keramaian, adalah kebiasaan baru yang dulu dianggap tabu,” tutur Presiden.
Di tengah era disrupsi saat ini, karakter berani untuk berubah, mengubah, dan mengkreasi hal-hal baru merupakan pondasi untuk membangun Indonesia Maju. Presiden menyampaikan, pandemi ini membantu akselerasi inovasi dan transformasi digital untuk makin menyatu dalam kehidupan.
“Kita telah berusaha bermigrasi ke cara-cara baru di era Revolusi Industri 4.0 ini agar bisa bekerja lebih efektif, lebih efisien dan lebih produktif,” tambahnya.
Presiden menyadari bahwa pandemi Covid-19 telah memunculkan kepenatan, kejenuhan, kelelahan, kesedihan, dan kesusahan di masyarakat. Ia juga menyadari masih banyak kritikan yang ditujukan kepada pemerintah, terutama terhadap hal-hal yang belum bisa terselesaikan.
“Kritik yang membangun itu sangat penting dan selalu kita jawab dengan pemenuhan tanggung jawab, sebagaimana yang diharapkan rakyat. Terima kasih untuk seluruh anak bangsa yang telah menjadi bagian dari warga negara yang aktif, dan terus ikut membangun budaya demokrasi,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus berpegang teguh pada nilai-nilai toleransi, Bhinneka Tunggal Ika, gotong royong, dan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Kita lewati ujian pandemi dan ujian-ujian lain setelah ini, dengan usaha yang teguh, disertai dengan doa pengharapan yang tulus. Kita jaga kesehatan kita, disiplinkan diri dalam protokol kesehatan, serta saling menjaga dan saling membantu,” tambah Presiden.
Pandemi mengingatkan masyarakat untuk peduli kepada sesama. Presiden menyebut, penyelesaian bersama menjadi solusi terbaik untuk menghadapi pandemi ini.
“Dengan budaya yang selalu saling peduli dan saling berbagi, masalah yang berat ini bisa lebih mudah terselesaikan,” imbuhnya.