JAKARTA, MENARA62.COM – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri akan menyelenggarakan program Bahasa Indonesia untuk Diplomat Negara Sahabat pada bulan Maret mendatang. Sebanyak 134 warga asing dari 50 perwakilan negara sahabat dan organisasi internasional dipastikan bakal mengikuti kegiatan tersebut.
Program tersebut merupakan bentuk fasilitasi bahasa Indonesia untuk diplomat negara sahabat yang sedang menjalankan misi di Indonesia, khususnya di Jakarta.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Aminudin Aziz, menyebutkan bahwa program bahasa Indonesia bagi diplomat ini merupakan salah satu cara untuk mengenalkan Indonesia kepada dunia.
“Saya sangat senang dan mengapresiasi keinginan Anda untuk mengikuti program bahasa Indonesia ini. Program ini tidak hanya sekadar belajar bahasa Indonesia, namun lebih daripada itu, ini adalah momentum untuk mengenal Indonesia lebih dalam, baik budaya, wisata, dan kekayaan Indonesia lainnya,” ujar Aminudin kepada para Duta Besar, Diplomat, dan perwakilan organisasi internasional yang hadir saat peresmian program di Jakarta, Selasa (20/2).
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa program ini akan mempererat kolaborasi Indonesia dengan negara sahabat. Saat ini bahasa Indonesia sudah tersebar di 54 negara, dan untuk mendukung diplomasi tersebut pemerintah Indonesia akan menyediakan beasiswa khusus bagi orang asing yang fasih berbahasa Indonesia untuk menjadi guru bahasa Indonesia di negaranya.
“Saya berharap, Anda semua dapat mengikuti dan menikmati proses pembelajaran bahasa Indonesia. Orang Indonesia akan sangat bangga dan sangat terbuka jika Anda menyapa mereka dengan bahasa Indonesia,” ungkap Aminudin.
Manfaat Bahasa Indonesia bagi Diplomat
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Duta Besar, Siti Nugraha Mauludiah, menyebut beberapa fakta menarik tentang bahasa Indonesia.
“Ada fakta menarik dari bahasa Indonesia yang harus saya sampaikan, bahwa Wikipedia bahasa Indonesia menempati posisi ke 25 dari 250 wikipedia berbahasa asing di dunia, sekaligus peringkat ketiga di Asia setelah bahasa Jepang dan Mandarin. Selain itu, bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa resmi di sidang umum UNESCO,” jelasnya.
Siti menilai, belajar bahasa Indonesia adalah keputusan yang sangat baik bagi para diplomat. Program ini akan memberikan banyak manfaat. Kemahiran berbahasa Indonesia juga berfungsi sebagai jembatan untuk membina hubungan yang lebih kuat dan saling menghormati antara diplomat dan masyarakat Indonesia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Duta Besar Aljazair, Hassane Rabehi, “Saya sangat senang mengikuti kegiatan ini. Saya pikir bahasa Indonesia sangat penting bagi para diplomat untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal. Saya berharap bisa menulis dan berbicara dalam bahasa Indonesia. Terima kasih atas kolaborasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Kementerian Luar Negeri dalam menyelenggarakan program ini.”
Dalam momen yang sama, selebgram Kenji atau yang kerap disapa Ken Campur, yang hadir sebagai pewara mengaku bangga bahasa Indonesia dikenalkan kepada para diplomat perwakilan negara sahabat. Pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) asal Jepang ini menilai bahasa Indonesia sangat dibutuhkan terlebih jika memilih tinggal di Indonesia.
“Saya sebagai orang Jepang sangat bangga, para diplomat bisa mengikuti program bahasa Indonesia secara gratis. Hal ini sangat penting jika kita memilih tinggal di Indonesia,” ucapnya.
Kegiatan ini selain dihadiri oleh diplomat perwakilan negara sahabat dan organisasi internasional juga dihadiri oleh para Duta Besar, yakni Duta Besar Argentina, Gustavo Ricardo Coppa; Duta Besar Aljazair, Hassane Rabehi; Duta Besar Armenia, Serob Bejanyan; Duta Besar Belarusia, Raman Ramanouski; Duta Besar Filipina, Gina Alagon Jamoralin; Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin; dan Duta Besar Kazakhstan, Arnur Tanbay.
Selain pembukaan program, dalam kegiatan ini juga dilaksanakan tes penempatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman berbahasa Indonesia. Selanjutnya, para peserta akan mulai mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia pada 4 Maret hingga 30 Agustus 2024 di empat lembaga penyelenggara program BIPA, yaitu Universitas Negeri Jakarta, Universitas Trisakti, Institut Pariwisata Trisakti, dan Lembaga Bahasa LIA.(*/fs)