28.2 C
Jakarta

Program BGP Sultra Disambut Antusias Pemda, Kuncinya Lakukan Inovasi Sesuai Kebutuhan Daerah

Baca Juga:

KENDARI, MENARA62.COM – Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Sulawesi Tenggara, Awaluddin Keala mengatakan kemitraan dengan pemerintah daerah menjadi kunci penting suksesnya program BPG. Tanpa dukungan dari pemerintah daerah, maka sebagus apapun program yang ditawarkan BGP, tidak akan bermanfaat maksimal sesuai harapan.

“Setiap program yang kita lakukan selalu kita bangun kemitraan dengan pemerintah daerah kabupaten/kota sehingga program tersebut disambut antusias oleh para guru dan kader pendidikan,” kata Awaludin Keala, Rabu (21/8/2024).

Selain kemitraan, menurut Awaludin hal penting lainnya adalah inovasi sesuai kebutuhan daerah. Karena pada prinsipnya kehadiran BPG adalah untuk menjembatani antara kepentingan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam hal mencari solusi terkait pendidikan di daerah.

Salah satu inovasi yang dilakukan BGP Sultra saat ini adalah meningkatkan kompetensi guru PAUD dalam hal mendongeng. Program ini diakui Awaludin disambut antusias oleh pemerintah daerah. “Di Sultra belum ada program yang ditujukan untuk guru PAUD. BGP hadir dan konsen pada apa yang menjadi kebutuhan guru-guru di daerah untuk meningkatkan kompetensinya. Jadi kita konsen di program peningkatan kompetensi,” lanjut Awaludin.

Program unggulan lainnya adalah membantu Pemda dalam upaya penurunan stunting. Untuk itu, BGP Sultra telah melatih kader PAUD dari 14 kota/kabupaten, di mana masing-masing kota/kabupaten mengirimkan 20 orang untuk menjadi fasilitator PAUD di desa,” jelas Awaludin.

Program pelatihan ini selanjutkan akan ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi yang melibatkan bunda-bunda PAUD dengan tujuan agar mereka nantinya difungsikan oleh Pemda. “Artinya BGP menyiapkan sumber dayanya, supaya terjadi penurunan stunting yang signifikan di daerah. Karena Bunda PAUD memegang peran penting disamping dinas Kesehatan dan juga BKKN sebagai mitra kami,” tegasnya.

Terkait program Guru Penggerak, di Sultra saat ini sudah ada 1300 guru penggerak dan calon guru penggerak, dimana 800 lebih diantaranya sudah lulus. BGP terus mendorong guru-guru di Sultra untuk mengikuti program Guru Penggerak karena sangat bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi guru.

Diakui Awaludin, ada beberapa kabupaten yang mengalami kendala cukup serius dalam hal implementasi program guru penggerak. Kendala tersebut berupa minimnya jaringan internet. “Karena tidak ada internet, ada guru yang harus menyeberang ke lokasi lain meninggalkan sekolah untuk mendapatkan jaringan internet. Nah kami tawarkan program daerah khusus atau dasus bagi guru yang tinggal di kabupaten yang minim internet,” terang Awaludin.

Saat ini ada 4 kabupaten yang tidak ada program regulernya karena kendala internet yang menjadi daerah khusus (Dasus). “Saat ini ada 4 kabupaten yang menjadi Dasus ini yakni Kabupaten Buton Selatan, Buton Tengah, Konawe Kepulauan dan Kabupaten Wakatobi. Kami datangkan guru atau fasilitator dari Yogyakarta, dari. Banten untuk memberikan pembelajaran secara luring kepada guru di 4 kabupaten Dasus tersebut. Jumlahnya ada 200 guru,” jelas Awaludin.

Awaludin berharap dengan program Dasus ini, guru-guru dari daerah minim internet bisa tetap mengikuti program Guru Penggerak dan dapat terus meningkatkan kompetensinya sebagai guru.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!