JAKARTA, MENARA62.COM – Untuk menciptakan mahasiswa vokasi yang berdaya saing global, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi meluncurkan Program Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) Edisi Vokasi tahun 2022. Program ini menjadi salah satu implementasi dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagi mahasiswa vokasi di Indonesia untuk belajar selama satu semester di kampus luar negeri sekaligus magang di industri yang menjadi mitra kampus tersebut.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan melalui program ini, pemerintah akan memfasilitasi mobilitas mahasiswa vokasi ke perguruan tinggi terkemuka di luar negeri sehingga dapat melompat ke masa depan dengan membuktikan peran yang lebih besar, yang bermakna dalam mengatasi isu-isu global.
“Hari ini adalah salah satu hari yang paling bersejarah dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pada hari ini kita akan meluncurkan program pertama yang mendanai mahasiswa vokasi untuk belajar di kampus kelas dunia yaitu IISMA Edisi Vokasi,” terang Menteri Nadiem saat meluncurkan Program IISMA Edisi Vokasi Tahun 2022 secara virtual di Jakarta, pada Kamis (14/4).
Menteri Nadiem mengatakan program ini tidak hanya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap bekerja tetapi akan melahirkan calon-calon pemimpin yang menguatkan posisi Indonesia di panggung dunia. Selain itu, program ini juga menjadi cara pemerintah untuk terus menghilangkan sekat-sekat antara pendidikan vokasi dengan industri.
“Internasionalisasi pendidikan menjadi keharusan jika kita ingin berperan dan mendapat manfaat dari globalisasi. Hal ini juga berlaku bagi mahasiswa pendidikan vokasi yang kelak akan bekerja di industri-industri terkemuka dunia, baik yang berlokasi di Indonesia maupun di mancanegara,” tutur Menteri Nadiem.
Menteri Nadiem berharap, program ini dapat meningkatkan kemampuan berinteraksi internasional yang sangat dibutuhkan oleh para lulusan vokasi di mana pada masa yang akan datang industri akan menjadi semakin kompetitif.
Program IISMA Edisi Vokasi, lanjutnya hadir untuk mendekatkan dunia pendidikan vokasi di Indonesia dengan dunia industri internasional. Mahasiswa vokasi yang mengikuti program ini, kata Menteri Nadiem diharapkan memiliki pengalaman belajar di dalam lingkungan kampus yang berkaitan erat dengan industri.
“Ini yang kita sebut sebagai Learning in collaboration with Industry untuk menjadikan SDM vokasi sebagai panglima dalam kemajuan industri. Mereka akan memiliki kemampuan
teknis yang kuat untuk berperan dalam revolusi industri 4.0 sekaligus menyiapkan mental dalam berkiprah positif di lingkungan kerja global,” ucap Nadiem.
Dengan dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto menyampaikan, dalam program ini pemerintah akan mengirimkan mahasiswa vokasi untuk belajar dan magang selama satu semester di berbagai Negara.
Di satu sisi, lanjut Wikan, para mahasiswa akan banyak belajar hal sisi-sisi lain yang mungkin tidak banyak ditemui di kampus mereka juga akan menjadi duta bagi pengembangan kerja sama. “Kita harapkan mereka menjadi duta pengembangan kerja sama vokasi dengan dunia
internasional di masa depan,” ujar Wikan.
Wikan juga mengatakan Program IISMA Edisi Vokasi akan menjadi pemantik sekaligus jembatan bagi terciptanya lebih banyak kerja sama internasional di masa depan. “Dengan semakin banyaknya mobilisasi mahasiswa vokasi ke berbagai institusi pendidikan luar negeri, mahasiswa akan mengetuk pintu institusi terkemuka dunia dan membuka jalan kerja sama,” ucap Wikan.
Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek Benny Bandanadjaja menjelaskan Program IISMA Edisi Vokasi terbuka bagi semua mahasiswa vokasi baik itu D3 maupun D4 dari perguruan tinggi negeri atau swasta di Indonesia. Saat ini lebih dari 100 perguruan tinggi vokasi di Indonesia yang telah siap mendaftarkan mahasiswanya untuk bergabung ke program IISMA Edisi Vokasi. Untuk tahun 2022, Program IISMA Edisi Vokasi kuota yang tersedia sebanyak 400 peserta.
“Para mahasiswa vokasi yang ingin mendaftar diharapkan mulai mempersiapkan diri, terutama dalam penguasaan Bahasa Inggris dan melengkapi persyaratan yang dibutuhkan,” ujar Benny.
Beberapa negara yang telah mendukung program ini di antaranya, Inggris, Jerman, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, dan Australia. “Kami (pemerintah) memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berpartisipasi secara maksimal dan mencari perguruan tinggi yang ada di berbagai negara di Eropa dan Asia. Kita berharap dari berbagai negara itu
menjadi pilihan yang tepat dan cocok,” kata Benny.