24.5 C
Jakarta

Puasa Ramadhan, Ini Manfaatnya Untuk Kesehatan Manusia

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Bulan Ramadhan sudah kembali hadir ditengah kita. Umat Islam memiliki kewajiban menjalankan puasa, satu bulan penuh.

Puasa, dikatakan dr Prasetyo Widhi Sp PD KHOM, Wasekjen PB IDI, sesungguhnya bukan sekedar ritual ibadah, tak sekedar melatih kekuatan fisik saja. Tetapi merupakan gabungan psikospritual  dan  fisik untuk melatih manusia yang  bertujuan memberikan benefic fisik, psiokospritual dan sosial.

“Karena itu seseorang yang sedang berpuasa sesungguhnya dia tengah melatih  jiwa  untuk  mengendalikan  nafsu  dan mendidik jiwa untuk memegang amanah. Puasa juga melatih kesabaran dan ketabahan,” kata dr Prasetyo di sela diskusi bertema Dampak Puasa Terhadap Kesehatan Manusia yang digelar Bakornas LKMI PB HMI kemarin.

Menurut dr Prasetyo, kebutuhan tubuh terhadap makanan dibagi menjadi 3 tingkatan, yakni tingkatan  Hajat  (  kebutuhan  dasar  )  yaitu  makanan  hanya  sekedar  untuk  memberikan  energi dalam menegakkan tubuh dalam aktifitas paling dasar.  Lalu tingkat Kifayah ( ukuran Kecukupan) yaitu membagi fungsi lambung menenpati sepertiga bagian untuk makanan, cairan dan oksigen untuk metabolisme.

Dan yang ketiga adalah tingkat Fudlah ( ukuran  berlebihan ) yaitu makanan yang melebihi batas sepertiga bagian dari  struktur lambung sehingga memperlambat proses pencernaan sari – sari makanan.

Hasil penelitian Wahjoetomo dan Najib menyimpulkan bahwa ibadah puasa bermanfaat untuk  meningkatkan  kesehatan  fisik  atau  jasmani.  Pada  saat  seseorang  melaksanakan  ibadah puasa,  maka  terjadi  pengurangan  jumlah  makanan  yang  masuk  ke  dalam  tubuhnya  sehingga kerja  beberapa  organ  tubuh  seperti  hati,  ginjal,  dan  lambung  terkurangi.

Puasa lanjut dr Prasetyo,  memberikan kesempatan  pada  metabolisme  (pencernaan)  untuk  beristirahat  beberapa  jam  sehingga efektivitas  fungsionalnya  akan  selalu  normal  dan  semakin  terjamin.  Selain itu puasa  juga memberikan  kesempatan  pada  otot  jantung  untuk  memperbaiki  vitalitas  dan  kekuatan  sel-selnya.

Sementara itu, dr Tirta Prawitasari Sp GK MSC , Sekjen PP PDGKI mengatakan berpuasa  akan  melatih  seseorang  untuk  hidup  teratur  dan  disiplin  serta  mencegah kelebihan  makan.

“Hasil  penelitian menunjukkan  puasa  akan  menyehatkan  tubuh,  sebab  makanan berkaitan  erat  dengan  proses  metabolisme  tubuh,” jelasnya.

Saat  berpuasa,  karena  ada  fase  istirahat setelah  fase  pencernaan  normal,  yang  diperkirakan  6  sampai  8  jam,  maka  pada  fase  tersebut terjadi degradasi dari lemak dan glukosa darah.

Dr Tirta mengingatkan saat ini muncul berbagai  macam  penyakit yang disebabkan oleh keresahan, kegelisahan, ketegangan  jiwa,  stres  berat,  dan  juga  akibat  pola  makan  yang  tidak  baik  dan  tidak  benar. Situasi tersebut  akan  menyebabkan  saraf  menjadi  tegang  dan  meningkatnya  kekalutan, kemudian  mempengaruhi  saraf-saraf  lambung,  dan  seringkali  menyebabkan  sulitnya pencernaan, luka lambung (maag), denyut jantung tidak normal, sukar tidur, dan pusing.

Demikian pula dengan peningkatan High Density Lipoprotein (HDL) and apoprotein alfa 1,  dan  penurunan  Low  Density  Lipoprotein  (LDL),  hal  ini  sangat  bermanfaat  bagi  kesehatan jantung  dan  pembuluh  darah.  Sebab,  HDL  berefek  baik  bagi  kardiovaskuler,  sedangkan  LDL berefek negatif bagi kesehatan pembuluh darah.

Penelitian  endokrinologi  menunjukkan  bahwa  pola  makan  saat  puasa  yang  bersifat  roratif  menjadi beban dalam  akumulasi makanan  di  dalam  tubuh. Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran hormon sistem pencernaan, seperti amylase, pangkrease, dan insulin dalam jumlah besar,  sehingga  akan  meningkatkan  kualitas  hidup  dan  kesehatan  tubuh.  Dengan  demikian, puasa bermanfaat menurunkan kadar gula darah, kolesterol, dan mengendalikan tekanan darah.

“Itulah  sebabnya,  puasa  sangat  dianjurkan  bagi  perawatan  mereka  yang  menderita  penyakit diabetes, kolesterol tinggi, kegemukaan, dan hipertensi,” lanjut dr Tirta.

Dengan demikian, setelah bulan Ramadhan, mereka yang berpuasa akan menjadi orangorang yang secara biologis, psikologis, fungsional menjadi orang yang baru. Yaitu, manusia yang senantiasa  berpikiran  lebih  baik,  yang  digambarkan  oleh  perubahan  struktur  atau  networking (synapses)  otak  yang  baru:  yang  senantiasa  berpikiran  positif,  optimistis,  tawadhu’  serta berserah diri kepada Tuhan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!