JAKARTA, MENARA62.COM– Bulan Ramadhan sudah kembali hadir ditengah kita. Umat Islam memiliki kewajiban menjalankan puasa, satu bulan penuh.
Puasa, dikatakan dr Prasetyo Widhi Sp PD KHOM, Wasekjen PB IDI, sesungguhnya bukan sekedar ritual ibadah, tak sekedar melatih kekuatan fisik saja. Tetapi merupakan gabungan psikospritual dan fisik untuk melatih manusia yang bertujuan memberikan benefic fisik, psiokospritual dan sosial.
“Karena itu seseorang yang sedang berpuasa sesungguhnya dia tengah melatih jiwa untuk mengendalikan nafsu dan mendidik jiwa untuk memegang amanah. Puasa juga melatih kesabaran dan ketabahan,” kata dr Prasetyo di sela diskusi bertema Dampak Puasa Terhadap Kesehatan Manusia yang digelar Bakornas LKMI PB HMI kemarin.
Menurut dr Prasetyo, kebutuhan tubuh terhadap makanan dibagi menjadi 3 tingkatan, yakni tingkatan Hajat ( kebutuhan dasar ) yaitu makanan hanya sekedar untuk memberikan energi dalam menegakkan tubuh dalam aktifitas paling dasar. Lalu tingkat Kifayah ( ukuran Kecukupan) yaitu membagi fungsi lambung menenpati sepertiga bagian untuk makanan, cairan dan oksigen untuk metabolisme.
Dan yang ketiga adalah tingkat Fudlah ( ukuran berlebihan ) yaitu makanan yang melebihi batas sepertiga bagian dari struktur lambung sehingga memperlambat proses pencernaan sari – sari makanan.
Hasil penelitian Wahjoetomo dan Najib menyimpulkan bahwa ibadah puasa bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik atau jasmani. Pada saat seseorang melaksanakan ibadah puasa, maka terjadi pengurangan jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuhnya sehingga kerja beberapa organ tubuh seperti hati, ginjal, dan lambung terkurangi.
Puasa lanjut dr Prasetyo, memberikan kesempatan pada metabolisme (pencernaan) untuk beristirahat beberapa jam sehingga efektivitas fungsionalnya akan selalu normal dan semakin terjamin. Selain itu puasa juga memberikan kesempatan pada otot jantung untuk memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.
Sementara itu, dr Tirta Prawitasari Sp GK MSC , Sekjen PP PDGKI mengatakan berpuasa akan melatih seseorang untuk hidup teratur dan disiplin serta mencegah kelebihan makan.
“Hasil penelitian menunjukkan puasa akan menyehatkan tubuh, sebab makanan berkaitan erat dengan proses metabolisme tubuh,” jelasnya.
Saat berpuasa, karena ada fase istirahat setelah fase pencernaan normal, yang diperkirakan 6 sampai 8 jam, maka pada fase tersebut terjadi degradasi dari lemak dan glukosa darah.
Dr Tirta mengingatkan saat ini muncul berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh keresahan, kegelisahan, ketegangan jiwa, stres berat, dan juga akibat pola makan yang tidak baik dan tidak benar. Situasi tersebut akan menyebabkan saraf menjadi tegang dan meningkatnya kekalutan, kemudian mempengaruhi saraf-saraf lambung, dan seringkali menyebabkan sulitnya pencernaan, luka lambung (maag), denyut jantung tidak normal, sukar tidur, dan pusing.
Demikian pula dengan peningkatan High Density Lipoprotein (HDL) and apoprotein alfa 1, dan penurunan Low Density Lipoprotein (LDL), hal ini sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Sebab, HDL berefek baik bagi kardiovaskuler, sedangkan LDL berefek negatif bagi kesehatan pembuluh darah.
Penelitian endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat puasa yang bersifat roratif menjadi beban dalam akumulasi makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran hormon sistem pencernaan, seperti amylase, pangkrease, dan insulin dalam jumlah besar, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan tubuh. Dengan demikian, puasa bermanfaat menurunkan kadar gula darah, kolesterol, dan mengendalikan tekanan darah.
“Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, kegemukaan, dan hipertensi,” lanjut dr Tirta.
Dengan demikian, setelah bulan Ramadhan, mereka yang berpuasa akan menjadi orangorang yang secara biologis, psikologis, fungsional menjadi orang yang baru. Yaitu, manusia yang senantiasa berpikiran lebih baik, yang digambarkan oleh perubahan struktur atau networking (synapses) otak yang baru: yang senantiasa berpikiran positif, optimistis, tawadhu’ serta berserah diri kepada Tuhan.