JAKARTA–MENARA62.COM– Raja Saudi Arabia Salman bin Abdul Aziz Al-Suud mengapresiasi toleransi antar ummat beragama di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan saat menggelar pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Hotel Raffles, Jakarta, Jumat (03/03/2017). Hadir ikut mendampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan sejumlah tokoh lintas agama.
“Raja Salman terkesan dengan toleransi antar umay beragama di Indonesia,” ungkap Menag.
Indonesia kata Raja Salman terbukti mampu menjaga stabilitas negaranya selama ini karena kemampuannya dalam menjaga toleransi di tengah-tengah keragaman atau kemajemukan.
“Ini sesuatu yang sangat positif dimana menurut beliau Indonesia bisa menjaga stabilitasnya karena ada harmoni dan toleransi agama,” ujar Menag.
Di samping itu, lanjut Menag, Raja Salman juga menegaskan komitmennya terhadap persoalan Hak Asasi Manusia (HAM). Dimana menghormati dan melindungi HAM itu adalah perintah semua agama, dan karenanya Saudi Arabia sangat peduli dengan perlindungan HAM ini.
“Saudi Arabia adalah negara yang juga ikut memerangi ekstrimisme dan radikalisme, karena paham dan tindakan seperti itu bertentangan dengan perlindungan terhadap HAM,” ujar Menag.
Usai Raja Salman menyampaikan pengantar, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Presiden Joko Widodo dan perkenalan dengan para tokoh lintas agama. Tokoh yang hadir mewakili 6 agama dengan jumlah penganut besar di Indonesia.
Presiden, kata Menag, menjelaskan kemajemukan agama di Indonesia sebagai pilar persatuan dan kesatuan.
“Mereka memberi teladan untuk pengembangan toleransi, harmoni. Mereka aset untuk perdamaian dunia”, tegas Presiden sebagaimana ditirukan Menag.
Presiden kemudian mempersilahkan perwakilan masing-masing tokoh agama untuk menyampaikan harapannya.
Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Mgr. Ignatius Suharyo yang mendapatkan giliran pertama menyampaikan terima kasih atas kedatangan Raja Salman di Indonesia. Dia berharap Saudi Arabia lebih pro aktif ikut mewujudkan perdamaian dunia.
Tokoh agama berikutnya yang menyampaikan pandangannya adalah Suhadi Sanjaya (Walubi/Buddha), Wisnu Bawa Tenaya (Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia/PHDI), Uung Sendana (Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia/MATAKIN), Pdt. Henriette T. Hutabarat Lebang (Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia/PGI), dan Azyumardi Azra mewakili umat Islam.
Dalam pertemuan tersebut, ujar Menag, Azyumardi Azra secara khusus menyampaikan bahwa pertemuan seperti ini lebih baik jika ditindaklanjuti dengan kerjasama antara Saudi Arabia yang memiliki pusat kajian atau pusat studi tentang kajian keagamaan (interfaith) di Wina Austria dengan sejumlah perguruan tinggi keagamaan dan ormas-ormas keagamaan di Indonesia. Dari situ diharapkan akan dapat dirumuskan rencana bersama mewujudkan kedamaian dan kerukunan antar umat dalam program yang aplikatif.
Intinya, ujar Menag, semua sangat terkesan dengan kunjungan Raja Salman, termasuk kesediaannya mengundang tokoh lintas agama. Ini sesuatu yang sangat positif karena menunjukkan kepada dunia bahwa keragaman, kemajemukan dan toleransi antar tokoh dan umat beragama harus senantiasa dijaga oleh semua pihak.
“Itu pesan yang bisa disampaikan ke seluruh penjuru dunia terkait dengan pertemuan itu,” kata Menag.