26.7 C
Jakarta

Legislator Anis Hadiri Wisuda Virtual LBQ Al Utsmani

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Anggota DPR RI, Dr. Hj. Anis Byarwati, S. Ag. M. Si menyampaikan wisuda ini bukanlah akhir dari perjalanan memperjuangkan Al-Quran. Tetapi justeru sebaliknya, ini akan menjadi awal para wisudawan wisudawati ini untuk berkiprah sebagai generasi Al-Quran yang akan menjayakan bumi Indonesia

Hal tersebut disampaikan Anis saat menghadiri LBQ Al-Utsmani, Jakarta Timur, yang berlangsung secara virtual, Sabtu (1/5/2021).

Pada kesempatan istimewa  tersebut, Dr, Anis Byarwati yang berasal dari Fraksi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) menyatakan turut berbahagia atas kelulusan para wisudawan dan wisudawati LBQ Al- Utsmani dan juga didampingi orangtua dan kekuarga.

Dalam sambutannya  selanjutnya Doktor Ekonomi Islam ini kemudian menyinggung tentang pentingnya kehadiran Generasi Al-Qur’an di Era Industri 4.0 sekarang. Menurut Anis,  Indonesia akan mendapat anugerah bonus demografi selama rentang waktu 2020- 2035, yang akan mencapai puncaknya pada 2030. Bonus demografi ini bisa jadi akan menjadi berkah atau jadi musibah bila kita tidak memperiapkan generasi yang akan mengisi era tersebut. Pada rentang waktu 2020 sampai 2035 dunia akan diwarnai oleh Generasi Y atau Angkatan digital yang terbentuk dari mereka yang lahir pada 1980 – 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya.

Secara umum generasi millenial memiliki karakter sangat akrab dengan media dan internet. Berdasarkan Infografis Pusat data media Republika, menyebutkan ada sekitar 80 juta millennials lahir pada 1976-2001. Dimana para Millennials rata rata mengalihkan perhatiannya pada PC, smartphone, tablet, dan televisi  27 kali setiap jamnya, dibandingan dengan Generasi Baby Boomers kelahiran tahun 1960-1970- an yang hanya mengakses gadget 17 kali per jam.

“Generasi millennial ini terbuka terhadap ide dan gagasan orang lain. Namun di sisi lain mereka rawan memiliki potensi karakter negative, seperti kurang peka terhadap lingkungan sosial, pola hidup bebas, cenderung bersikap individualistik, kurang realistis, dan kurang bijak dalam menggunakan media, selfish, yang lebih mementingkan gaya,” lanjutnya.

Bonus demografi ini akan menjadi musibah besar bagi bangsa Indonesia jika generasi yang nanti akan mengisi Indonesia adalah generasi yang tidak beradab, tidak mau bekerja keras atau juga generasi yang meniru-niru saja budaya orang.

Menurut Anis, generasi millennial yang berilmu, berkualitas, berkemajuan, dan memberi manfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, negara, dan agama sangat diharapkan dalam membangun bangsa dimasa yang akan datang.

Anis yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua BAKN (Badan Akuntabilitas Keuangan Negara) DPR RI ini lalu  memaparkan bahwa, di era disrupsi, kehadiran generasi millenial memiliki peluang untuk membuktikan kebenaran ajaran Islam yang universal.  Sebab perubahan bagi Islam adalah sebuah keniscayaan, dan daya kreativitas adalah cara untuk menyiasati, mengelola dan mengarahkan perubahan yang eksponensial ke arah yang lebih beradab, berbudaya, dan berkemajuan. Oleh karena itu diperlukan pendekatan khusus untuk mendidik pemuda era millenial.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!