JAKARTA, MENARA62.COM – Perhelatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bidang Perpustakaan tahun 2021 yang digelar selama dua hari berturut-turut yakni 22-23 Maret 2021 berhasil menelorkan 6 rekomendasi penting. Ke-6 rekomendasi tersebut akan disusun laporan lengkap baik untuk sesi kebijakan, praktisi, dan sesi ruang konsultasi yang berjumlah 17 ruang, dan menjadi bahan pengambilan kebijakan pembangunan perpustakaan ke depan.
Dalam sambutan penutupan, Kepala Perpustakaan Nasional RI Syarif Bando mengatakan Rakornas yang melibatkan 10.473 peserta tersebut telah menghasilkan banyak pencerahan dari para narasumber baik pada sesi kebijakan, sesi paralel untuk praktisi, dan ruang konsultasi virtual.
”Semoga kegiatan ini dapat memberikan tambahan motivasi, ide-ide, dan masukan dalam pengembangan perpustakaan di seluruh wilayah Indonesia dalam mewujudkan SDM unggul menuju Indonesia Maju,” katanya Selasa (23/3/2021).
Beberapa permasalahan klasik yang muncul dalam bidang perpustakaan antara lain belum idealnya rasio ketercukupan koleksi, tenaga perpustakaan, akses layanan perpustakaan yang belum merata, sarana prasarana perpustakaan yang ada belum sesuai standar nasional perpustakaan. Selain itu juga pelibatan masyarakat dalam pembangunan perpustakaan yang belum optimal, keterbatasan anggaran pembangunan perpustakaan dan literasi masyarakat terbatas, serta belum optimalnya implementasi regulasi tentang perpustakaan oleh pemerintah daerah.
Namun, dalam Rakornas ini diakui Syarif Bando, nampak sekali upaya Pemerintah untuk mengurangi kesenjangan permasalahan tersebut, baik melalui pendanaan langsung dari APBN seperti penyaluran dana DAK, kegitan dekonsentrasi, berbagai insentif dan bantuan perpustakaan, serta melalui pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sesuai dengan Standard Nasional Perpustakaan.
”Kami optimis dengan jerih payah kita semua dan dukungan pemerintah daerah akan membawa kemajuan perpustakaan dalam upaya memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, utamanya dalam peningkatan budaya literasi, inovasi dan kreatifitas untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berpengetahuan dan berkarakter,” lanjutnya.
Ia bersyukur pengembangan perpustakaan di Indonesia mendapat dukungan yang positif dari berbagai pihak. Dukungan tersebut misalnya dari Menteri Dalam Negeri yang diwakili oleh Staf Ahli Menteri Bidang Pemerintahan melalui dukungan regulasinya ke daerah.
Kemudian Menteri Sosial yang menyempatkan hadir langsung di lokasi acara untuk menyemangati para pustakawan dan pegiat literasi sebagai profesi penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Sedang Menteri PAN-RB hadir dalam Rakornas dengan mendorong ASN menjadi Agen Literasi. Kementerian PPN/Bappenas melalui dukungan-dukungan kebijakannya dalam bidang perpustakaan, Kementerian Pendidikan yang diwakili oleh Kabalitbang perbukuan yang akan mendukung pelaksanaan literasi di sekolah, Pementerian Pendidikan, Komisi X DPR-RI melalui dukungan legislatifnya, Gubernur Jawa Tengah yang siap mengembangkan perpustakaan di daerah untuk menjadikan literasi sebagai bagian dari pembangunan sumberdaya manusia di daerah agar lebih produktif.
Lalu Bupati Magetan yang telah aktif dalam mengembangkan perpustakaan dan literasi khususnya gerakan menulis lokal konten. Kementerian Keuangan melalui dukungan anggaran DAK Fisik untuk peningkatan kualitas layanan perpustakaan di daerah.
Adapun 6 rekomendasi yang di hasilkan dari Rakornas bidang Perpustakaan tahun 2021 tersebut adalah:
- Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah, dan Perpustakaan Khusus, serta pemangku kepentingan bersinergi lintas Kementerian / Lembaga, Pemerintah Daerah, sektor swasta dan Masyarakat lembaga dalam mewujudkan peningkatan budaya literasi, inovasi dan kreativitas sebagai salah satu pilar untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing, Untuk itu sasaran strategis pembangunan nasional bidang perpustakaan tahun 2022 adalah Terwujudnya Pembangunan Literasi dan Kegemaran Membaca Masyarakat dengan target nilai tingkat kegemaran membaca 63.3 (sedang) dan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat 13 (cukup).
- Perpustakaan Provinsi dan Kabupaten/kota agar menyusun program dan kegiatan yang mendorong capaian urusan bidang perpustakaan yaitu a) tingkat kegemaran membaca masyarakat bertambah dengan indikator peningkatan nilai Tingkat Kegemaran Membaca Masyarakat; b) Literasi masyarakat meningkat dengan indikator meningkatkan indeks Pembangunan Literasi Masyarakat.
- Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah/Madrasah, dan Perpustakaan Khsusus berupaya meningkatkan rasio ketercukupan tenaga perpustakaan melalui rekrutmen, inpassing, dan berupaya meningkatkan tenaga perpustakaan dengan mengusulkan pengangkatan tenaga PPPK ke Kementerian PANRB yang di koordinasikan oleh Perpustakaan Nasional.
- Perpustakaan Provinsi dan Kabupaten/Kota berupaya meningkatkan program layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial melalui replikasi/perluasan ke wilayah baru, dan juga membangun jejaring di antara pelaku transformasi perpustakaan dan juga jejaring ke pihak swasta atau stakeholder terkait lainnya untuk meningkatkan manfaat nyata perpustakan di masyarakat.
- Perpustakaan Nasional, Perpustaakaan Umum, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah, dan Perpustakaan Khsusus meningkatkan peran ASN sebagai agen literasi dengan menjadi motor dan garda terdepan dalam menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat secara luas, melalui pemanfaatan lembaga perpustakaan serta memaksimalkan penggunaan teknologi informasi sehingga dapat mengembangkan budaya literasi masyarakat dan mempercepat terciptanya masyarakat yang literat.
- Para Pustakawan agar menjalin sinergitas dengan pengajar dalam merancang metode pembelajaran aktif untuk meningkatkan keterampilan siswa dan kemampuan berfikir kritis dalam menghadapi era industry 4.0 dan pembelajaran jarak jauh.
”Akhirnya saya menyampaikan penghargaan serta terima kasih yang tulus kepada para nara sumber, moderator, pegiat literasi khususnya, segenap peserta dan seluruh panitia atas kerja keras dan jerih payahnya selama kegiatan ini berlangsung. Semoga apa yang telah kita kerjakan dan menjadi komitmen bersama dalam forum penting ini dapat kita tindaklanjuti sebagai landasan operasional dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di bidang perpustakaan dan kepustakawanan,” tutup Syarif Bando.