JAKARTA, MENANRA62.COM — Komjenpol Arief Sulistyanto, Kepala Lemdiklat Polri mengatakan, reformasi SDM Polri harus dimulai dari hulu, Jakarta, Rabu (11/12/2019). Langkah ini yang dilakukannya, sebagai “kepala sekolah” calon anggota Bhayangkara.
Sebagai organisasi yang punya wewenang besar, Polri memerlukan kepemimpinan yang kuat serta keteladanan. Inilah yang dirintis dan coba diwujudkan oleh Kalemdiklat Polri Komjen Arief Sulistyanto, ketika diberi amanah memimpin Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri.
Secara inheren, setiap pemimpin sudah tentu mendapatkan wewenang dan kekuasaan paling besar dibandingkan dengan anggota organisasi. Pemimpin kuat yang berkarakter, punya daya determinasi, berintegritas tinggi, konsisten, punya prinsip, dan berpegang teguh pada standar nilai-nilai moral yang disepakati dan menjadi rujukan bersama.
Untuk melanjutkan reformasi sesuai amanah Presiden Joko Widodo saat melantik Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian pada 13 Juli 2016, Polri harus memulai dari pembenahan SDM. Pembenahan itu, merupakan pintu masuk sekaligus kunci bagi suksesnya reformasi di institusi penegak hukum ini.
Menurutnya, Jenderal Tito tampaknya membaca tanda-tanda zaman yang telah berubah pasca bergulirnya reformasi 19998. Agenda terpenting yang menjadi tuntutan reformasi antara lain, penegakkan supremasi hukum, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Seiring dengan itu, penerapan demokrasi dlaampenyelenggaraan pemerintahan di segenap aspek kehidupan berbangga dan bernegara tidak terelakkan. Demikian pula penerapan otonomi dalam penyelenggaraan pemeirntah daerah di lebih dari 500 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Sepenuh hati
Untuk urusan pembenahan SDM itu, Jenderal Tito mempercayakan kepada Komjen Arief Sulistyanto, teman seangkatan di Akademi Kepolisian lulusan tahun 1987. Arief, mantan Kapolda Kalimantan Barat ini, menjalankan sepenuh hati, dengan pengalaman memperbaiki kinerja SDM semasa di Kalimantan Barat. Ia berhasil membangkitkan kepercayaan masyarakat pada Kepolisian.
Namun, yang paling menarik dari kepribadian Komjen Arief, putra dari seorang guru agama dan mengajar di sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur, ia selalu menyandarkan segala sesuatunya kepada Allah SWT.
“Ini yang menjadi amanat dari orangtua,” ujarnya yang menginginkan seluruh calon Bhayangkara, dan seluruh korp Bhayangkara dapat ingat pada yang diatas, agar tindak-tanduknya tidak melenceng.
angkah ini, demi Indonesia yang berkemajuan dengan memperkenakan resep Betah, yakni bersih, transparan, akuntabel dan humanis.
Inilah sebagian kecil catatan dari pembicaraan dalam Indonesia Journalis Forum (IJF), bersama koordinator IJF Imam Prihadiyoko dan Pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Nurcholis MA Basyari di Jakarta, Rabu (11/12/2019).