30.3 C
Jakarta

Rektor UMS Tekankan Guru Profesional Era 5.0

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., hadir sebagai keynote speaker dalam Kuliah Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dengan tema “Guru Profesional di Era 5.0: Menumbuhkan Karakter dan Keteladanan dengan Spirit Deep Learning” pada Selasa (9/12). Acara yang berlangsung secara hybrid di Auditorium UMMI itu diikuti ratusan mahasiswa FKIP, dosen, serta peserta dari berbagai daerah, termasuk pengawas sekolah Indonesia di Thailand.

Dalam pemaparannya, Harun menegaskan bahwa guru di era 5.0 dituntut tidak hanya menguasai ilmu, namun harus mampu menghadirkan pembelajaran yang berdampak dan berkarakter. Ia juga mengajak calon guru untuk membangun kompetensi secara berkelanjutan. Dalam kuliah umum tersebut Rekto UMS tersebut memperkenalkan konsep cycling sebagai gambaran perjalanan profesional seorang pendidik yang terus bergerak, mengajar, menulis dan memberikan kontribusinya bagi masyarakat.

“Kreativitas tanpa batas dan inovasi tiada henti adalah ruh guru profesional. Kita harus bergerak, bukan berhenti seperti patung. Ilmu itu akan menjadi ilmu kalau diamalkan, dan akan menjadi amal ketika memberi manfaat,” ungkap Rektor UMS, Selasa (9/12).

Di hadapan civitas akademika UMMI, Harun menyampaikan bahwa UMMI memiliki potensi besar untuk tumbuh sebagai institusi yang kuat dalam bidang kependidikan. Ia menegaskan komitmen UMS untuk mendampingi UMMI dalam meningkatkan mutu akademik dan percepatan akreditasi unggul. Pendampingan ini dilakukan melalui jejaring Dikti Litbang PP Muhammadiyah dan Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (ALPTK PTMA).

Ia juga menyoroti peluang kerjasama internasional bagi UMMI, meliputi Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) internasional yang ditawarkan UMS di Malaysia dan Thailand, serta kesempatan bagi mahasiswa berprestasi untuk mengikuti program mengajar di Muhammadiyah Academy College (MAC) di Melbourne, Australia. “Ini kesempatan untuk memperluas exposure global dan meningkatkan pengalaman profesional,” jelasnya.

Sebagai penguatan nilai dan budaya akademik, Prof. Harun menekankan pentingnya 3K yakni Kompak, Komitmen, dan Kokoh. Kekompakan menjadi dasar kerja tim, komitmen sebagai energi perjuangan, dan kekokohan sebagai tujuan kelembagaan. Ia juga menambahkan konsep KSB yakni Kolaborasi, Sinergi, dan Berkelanjutan, yang menurutnya wajib menjadi pola kerja perguruan tinggi di era kini. Program yang baik, katanya, harus dibangun dengan jejaring kuat, didukung sinergi antar lembaga, dan berorientasi jangka panjang.

“Kalau kompak dan berkomitmen, institusi akan kokoh. Ini fondasi penting dalam membangun lembaga pendidikan, Tidak ada lembaga yang maju sendirian. Semua harus bergerak bersama,” tegasnya.

Di bagian akhir sesi, Harun menyoroti pentingnya menghadirkan pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful sebagai karakter dasar guru profesional. Ia mengingatkan bahwa relasi kemanusiaan menjadi kunci keberhasilan guru. “Sering kali mahasiswa stres bukan karena materi, tetapi karena tidak mendapat respons dari gurunya. Human relation itu penting,” ujarnya.

Kuliah umum kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif. Kehadiran Harun sebagai keynote speaker menjadi wujud kontribusi UMS dalam memperkuat jejaring antar perguruan tinggi Muhammadiyah serta mendukung peningkatan kapasitas pendidik melalui pendekatan kolaboratif dan berkelanjutan. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!