29.4 C
Jakarta

Rektor UNKRIS: Pancasila Atur Keselarasan antar Ketuhanan, Kemanusiaan dan Alam Semesta

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Puncak peringatan Dies Natalis ke-69, Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS) gelar Webinar Kebangsaan, Kamis (1/4/2021). Webinar bertema Refleksi Implementasi Pancasila: Bencana & Alarm Kemanusiaan tersebut menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya Yudi Latif dan Berton Suar Panjaitan.

Dalam sambutannya, Rektor UNKRIS Dr. Ir Ayub Muktiono, M.SiP, CIQaR menyampaikan Pancasila menjadi bentuk warisan dari para pendiri bangsa yang sangat tinggi niilanya. Karena itu sepatutnya kita bersyukur dan berterimakasih kepada para pendiri bangsa.

“Mereka telah mewariskan hal yang paling berharga untuk bumi Nusantara yakni Pancasila,” kata Rektor.

Menurut Rektor, Pancasila dibangun atas dasar lima sila yang saling mendukung satu sama lain. Meski sejatinya semua sila yang ada pada Pancasila, bermuara pada sila pertama yakni Ketuhanan Yang Mahasa Esa.

Rektor menjelaskan sila pertama menjadi bukti pengakuan kita bahwa Allah dengan rasa cintanya telah mengatur alam jagat raya ini agar semuanya berjalan seimbang. Jika ada gempa, maka dibalik gempa ada sesuatu yang tak seimbang misalnya lempengan bumi. “Maka Allah datangkan gempa, agar lempengan bumi kembali seimbang. Demikian pula ketika ada gunung meletus dan lainnya. Jadi ada keterkaitan,” jelas Rektor.

Sayangnya, sebagian besar masyarakat menganggap bahwa bencana alam merupakan bentuk musibah bahkan bentuk kemurkaan Allah. Padahal jika cara berpikir manusia diubah dimana setiap bencana tidak lagi dipandang sebagai musibah, tentu akan menghasilkan hal-hal yang positif.

Rektor mengambil contoh dengan adanya pandemi Covid-19. Bencana yang melanda dunia saat ini memiliki hikmah tersembunyi yang hanya Allah yang mengetahuinya. Tetapi diluar itu semua, sebenarnya pandemi telah melahirkan nilai-nilai positif dalam kehidupan manusia.

“Salah satunya jika kita melihat dunia pendidikan tinggi. Pandemi telah mendorong banyak inovasi bermunculan dari pendidikan tinggi. Ada GeNose untuk mengecek virus Covid-19, ada robot Raisa, vaksin Nusantara, vaksin Merah Putih dan sebagainya,” jelasnya.

Lalu pada sila kedua, yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, manusia diajarkan untuk bersahabat dengan sesama mahluk hidup dan alam semesta. Karena dalam sejarah penciptaan manusia, Allah menjadikan manusia sebagai mahluk yang paling bontot penciptaannya. Sebagai mahluk yang paling terakhir diciptakan, tentu wajib hukumnya bagi manusia untuk menghormati ciptaan Allah yang sudah ada terlebih dahulu seperti alam semesta, bumi, tumbuhan dan lainnya.

Kemudian pada sila ketiga yakni Persatuan Indonesia, manusia diajarkan untuk saling harga menghargai sehingga tercipta persatuan dan kesatuan. Manusia juga diajarkan bahwa segala hal yang terjadi dibumi ini termasuk bencana, semua adalah kehendak Allah.

“Peristiwa bencana yang terjadi atas kehendak Allah adalahl sarana atau wadah untuk kita saling bantu dan membentuk ikatan emosional sehingga terbentuk persatuan dan kesatuan,” tegas Rektor.

Sedang pada sila ke-4 yakni Permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanan dalam permusyawaratan dan perwakilan, kita diajarkan untuk mensyukuri setiap perbedaan yang ada dengan cara mengedepankan musyawarah mufakat. “Seperti pada bencana pandemi ini kita harus menciptakan ikatan sehingga tercipta jarring-jaring persatuan yang kuat. Dengan demikian akan terciptalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia seperti tertera dalam sila ke-5,” katanya.

Sementara itu Yudi Latif, cendekiawan muda sekaligus pakar Aliansi Kebangsaan dalam materinya mengatakan pandemi Covid-19 yang merupakan bencana yang melanda semua negara harus jadi momen untuk merefleksi diri, membangun kesadaran sudah sejauh mana capaian pembangunan kita dan dimana kekurangannya.

“Bencana bisa menjadikan kita belajar tentang kelemahan bangsa ini dan apa strategi yang akan kita lakukan untuk tidak jatuh ke lubang yang sama di masa depan,” tutup Yudi Latif.

Selain Yudi Latif, Webinar yang dibuka resmi Kepala LLDIKTI wilayah III Prof Dr Agus Setyo Budi tersebut juga menampilkan pembicara Kepala Pusat Pelatihan dan Pendidikan BNPB Berton Suar Panjaitan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!