YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Dalam mendukung pemerintah untuk mencapai target prevelensi stunting di angka 14 persen pada tahun 2024, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menggelar Seminar Pencegahan Stunting yang diadakan di SM Tower dan Convention pada hari Rabu (6/12/2023). Kegiatan diikuti oleh sekitar 170 peserta terdiri atas dokter dan tenaga kesehatan Puskesmas se-DIY, serta pemerhati stunting dan kesehatan masyarakat.
Seminar Pencegahan Stunting yang diselenggarakan oleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ini menghadirkan Dr. Dr. Neti Nurani, M.Kes.,Sp.A(K), dr. Sulistiari Retnowati, Sp.OG, serta Dr. Apt. Endang Yuniarti, S.Si., M.Kes.
Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dr. H.Mohammad Komarudin, Sp.A dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggarannya seminar ini, mengingat pentingnya pencegahan stunting serta penanganan yang tepat terhadap stunting. “Karena dengan itu maka pertumbuhan balita akan dapat tumbuh dengan baik dan sehat,” katanya.
Pembicara pertama Dr. Dr. Neti Nurani, M.Kes.,Sp.A(K), memaparkan bahwa gagal tumbuh pada anak paling banyak terjadi di usia 3 hingga 18-24 bulan, sehingga perlu intervensi yang serius pada usia tersebut.
Intervensi dilakukan dengan mencegah berat badan lahir rendah (BBLR), pemberian air susu ibu (ASI) dan makanan pendamping ASI (MPASI) secara tepat. Perjalanan malnutrisi menjadi stunting harus dikenali dengan baik dan segera memperoleh tata laksana yang komprehensif. Awal mula dari kejadian stunting adalah weight faltering/gagal tumbuh dengan gejala awal BB tidak naik/naik tidak sesuai target, kemudian disusul tinggi badan yang tidak naik/linear growth failure (lenght deceleration).
Stunting tidak hanya masalah kesehatan saja tetapi stunting juga dapat berdampak pada kehidupan sosial. Banyak faktor yang menjadi penyebab stunting, maka dari itu pengenalan dan pencegahan badan bayi lahir rendah pada kehamilan sangat perlu diperhatikan, seperti yang dipaparkan oleh dr, Retno Sulistiari Retnowati, Sp.OG, “Pencegahan kehamilan dengan berat badan bayi rendah adalah hal yang penting”, tutur dr, Retno Sulistiari Retnowati.
Faktor-faktor yang menyebabkan berat badan bayi lahir rendah ada beberapa penyebab, seperti kehamilan pertama, merokok, kurangnya gizi saat kehamilan, hingga beberapa penyakit seperti diabetes, atau darah tinggi. “Bebrapa penyakit seperti diabetes, dan tekanan darah tinggi bisa menjadi salah satu penyebab berat badan bayi rendah”, kata dr, Sulistiari Retnowati
Indonesia sudah mengalami penurunan angka stunting, tetapi kita tetap perlu bekerja keras agar target prevelensi stunting sebesar 14% pada tahun 2024 dapat tercapai.
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta beraharap seminar ini dapat semakin meningkatkan kesadaran serta pengetahuan terkait pencegahan stunting, sehingga keinginan Indonesia bebas stunting akan dapat tercapai. Sebagai komitmen lain dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk mencegah stunting adalah fasilitas di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang mendukung setiap konsultasi tumbuh kembang anak serta gizi anak.