JAKARTA, MENARA62.COM – Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berupaya meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi museum. Melalui Museum Nasional menghadirkan Ruang Imersif A, ruang yang menyuguhkan sejarah Indonesia melalui dunia virtual tiga dimensi.
“Ini upaya kita mendekatkan masyarakat dengan museum, terutama kalangan muda dan anak-anak,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemenbudristek Hilmar Farid di Gedung A Museum Nasional, Jakarta Pusat, Kamis, (31/3/2022).
Hilmar menjelaskan Ruang Imersif A mampu memberikan pengalaman baru bagi masyarakat yang ingin mengenal sejarah Indonesia. Masyarakat diyakini bakal lebih memahami dan mendapatkan banyak informasi dari video yang diputar selama 30 menit.
“Orang akan merasakan audio visualnya. Informasi sejarah (yang disajikan) bukan seperti teks yang dibaca, (tapi) sambil menikmati visual (kita) mendapat informasi,” jelasnya.
Hilmar Farid melanjutkan ruang ImersifA di Museum Nasional Jakarta merupakan upaya untuk mendekatkan masyarakat yang tidak memiliki waktu lama mengunjungi museum untuk mempelajari sejarah dengan bantuan teknologi. Setiap pengunjung akan merasakan pengalaman belajar sejarah di mana setiap informasi yang disampaikan dapat dinikmati melalui audio visual.
“ImersifA diharapkan sukses dan kemungkinan ruangan itu akan dikembangkan ke museum lainnya di penjuru Indonesia. Diharapkan juga anak-anak muda dapat lebih tertarik dan mengapresiasi sejarah bangsanya sendiri,” kata Hilmar.
Sementara itu, Plt. Kepala Museum Nasional Sri Hartini mengatakan Ruang ImersifA merupakan sebuah instalasi permanen berupa video mapping yang terletak di Gedung A, Museum Nasional, Jakarta dengan ukuran 12m x 12m.
“Ruangan itu memiliki kapasitas 30 pengunjung per sesinya, di mana para pengunjung dapat menonton video dengan sudut 360 derajat selama 30 menit. Sebelum menonton, pihak museum akan membagikan alas untuk sepatu kepada pengunjung sebagai salah satu upaya dari penerapan protokol kesehatan,” ujarnya.
Konten yang ditampilkan meliputi kisah dalam sejarah seperti kisah Ganesha ataupun suku-suku asli di Indonesia. Diharapkan melalui ruangan itu, pengunjung dapat mendalami sejarah, seni dan budaya dari sudut pandang pelaku sejarah.
“Diharapkan diluncurkannya ruang ImersifA ini bisa memberikan energi ke diri kita, karena di sini syarat akan edukasi bahkan masa lalu menjadi sebuah inovasi. Semoga bisa memberikan edukasi kepada setiap orang dan lintas generasi,” tuturnya.
Sebagai informasi, ruang ImersifA akan dibuka secara gratis selama sebulan mulai Sabtu pada 2 April 2022 nanti secara gratis sebagai bagian dari kegiatan promosi. Hanya saja, kunjungan dibatasi untuk beberapa kelompok masyarakat seperti peserta didik yang tidak mampu, penyandang disabilitas, anak-anak dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP), karyawan museum dan lansia.
Untuk tiket masuk ke ruangan tersebut, tiket akan dibedakan dengan tiket masuk ke museum. Namun harga tiket untuk ruang ImersifA belum dapat diputuskan karena menunggu ketetapan dari Kementerian Keuangan.
“Jangan sampai nanti masyarakat terbebani, padahal pingin nonton, tapi karena tarifnya ketinggian atau seperti apa, maka sekarang sedang digodok,” jelas dia.
Pihaknya bakal menerapkan sistem tiket usai sebulan masa percobaan. Namun, harga tiket masih digodok oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pihaknya memastikan harga tiket akan ramah dikantong semua kalangan masyarakat.
“Akan kita buka selama sebulan free, untuk siapa, untuk peserta didik yang tidak mampu, lalu difabel, kemudian juga diberikan kepada pegiat museum,” pungkasnya.
Lebih lanjut, ruang imersif A dibangun dengan anggaran kurang lebih Rp4-5 miliar selama satu tahun. Sri berharap keberadaan ruang imersif A dapat meningkatkan jumlah pengunjung ke Museum Nasional.