33 C
Jakarta

Saatnya Perguruan Tinggi Muhammadiyah Miliki Program Studi Perpustakaan

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM–Sudah saatnya, perguruan tinggi Muhammadiyah memiliki program studi perpustakaan. Apalagi, perpustakaan saat ini sudah menjadi perhatian negara. Muhammadiyah sendiri, mempunyai potensi sangat besar, berpeluang untuk mengembangkan perpustakaan. Apalagi, Persyarikatan Muhammadiyah memiliki ratusan Perguran Tinggi dan ribuan sekolah, yang semuanya memiliki perpustakaan yang dikelola sesuai denan standar.

Hal ini disampaikan Widiastuti, wakil ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah dalam workshop Penulisan Kepustakawanan Perguruan Tinggi Muhamamdiyah ‘Aisyiyah Yogyakarta di Yogyakarta, Sabtu (21/1/2017). Acara ini diselenggarakan di Universitas Ahmad Dahlan atas kerjasama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Workshop ini diikuti oleh 33 pustakawan dari ketiga universitas tersebut.

“Perpustakaan sudah menjadi point penting dalam akreditasi. Sudah saatnya Muhammadiyah punya prodi perpustakaan sendiri di perguran tingginya,” ujarnya.

Widiastuti mengungkapkan, kepedulian warga persyarikatan terhadap perpustakaan, sudah berkembangan dengan program taman pustaka Muhamamdiyah dan pojok Pustaka Aisyiyah. “Semua perlu disinergikan, bukan hanya perpustakaan di amal usaha, tetapi juga di persyarikatan,” ujarnya.

Kedepan, menurut Widiastuti, pengembangan museum yang akan dibangun Muhammadiyah, didalamnya juga ada perpustakaan.

“Wajib bagi pustakawan PTMA untuk dapat membagikan hasil pemikirannya dan tulisannya kepada pustakawan lain di lingkungan Muhammadiyah, dan akan difasilitasi dalam website Muhammadiyah.or.id dan Menara62.com agar lebih bermanfaat,” ujarnya. Ia pun berharap, semoga workshop ini tidak berhenti pada tingkat pustakawan PTMA, tapi juga untuk semua pustakawan dan pemerhati perpustakaan di kalangan Muhammadiyah.

Menulis

Muh Mursyid, yang menjadi narasumber workshop penulisan mengatakan, menulis itu proses.  Seperti orang berenang, dengan teori yang sangat banyak tanpa pernah mencoba dan tidak berlatih terus menerus maka tidak akan berhasil.

“Tidak perlu bakat khusus, akan tetapi dapat dimulai dengan menulis dari hal sederhana. Mood khusus sering menjadi alasan tidak menulis bagi pustakawan, akan tetapi dengan membiasakan diri ataupun memaksakan diri lambat laun menulis akan menjadi kebiasaan pustakawan,” demikian tambahnya.

Mursid juga menyampaikan tips tambahannya, untuk bisa menulis perlu banyak membaca buku, surat kabar, mengamati, pengalaman, mengikuti seminar mencari sumber di internet dan sebagainya. Hal itu diperlukan untuk dapat memunculkan ide baru.

Lasa HS, ketua Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (FSPPTMA) dalam sambutannya menyampaikan, bahwa output dari workshop ini diharapkan semua peserta dapat menghasilkan tulisan yang akan dimuat dalam buku Bunga Rampai Pustakawan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah yang rencananya akan dilaunching pada Munas FSPPTMA bulan Maret 2017 di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!