33.3 C
Jakarta

SD Muhammadiyah 1 Solo Kenalkan Keragaman Indonesia Melalui Wayang

Baca Juga:

 

SOLO, MENARA62.COM – Kondisi pandemi Covid-19 tidak membatasi guru SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo kenalkan keragaman secara virtual dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat bersinergi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mendukung visi dan misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.

Apa itu Pelajar Pancasila? Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia yang memiliki 6 Profil Pelajar Pancasila, yaitu Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Kreatif, Bergotong Royong, dan Berkebinekaan Global, Rabu (11/8/2021).

“Alhamdulillah, 60 menit berbanding lurus dengan niat bisa kenalkan keragaman Indonesia,” ucap Guru SD Muhammadiyah 1 Solo, Ki Agung Sudarwanto, yang pernah mementaskan wayang yang menceritakan pandemi covid-19 sebagai media alternatif guru dalam berinovasi dan berkreatifitas seni saat jeda pembelajaran jarak jauh dengan siswa.

Indonesia terdiri lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, lebih tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS tahun 2010. Juga budaya, budaya, agama haruslah selalu terjaga persatuannya guna perangi pandemi yang merebak di 215 negara di seluruh dunia terdampak.

Corona bergerak menyerang tubuh secara bersama, kita harus lawan dengan semangat juang persatuan dan kesatuan yang telah teruji jaman dapat mengalahkan penjajah masa itu.

Ki Agung Sudarwanto bersama Ki Mantep Sudarsono

“Dalam pewayangan telah terjawab, bahwa kemenangan pandawa dapat melawan Kurawa karena persatuannya dan strategi Kresna yang selalu mengawal Pandawa menuju kemenangan,” ujar Dalang Penggerak dalam berinovasi dan berkreasi di jagad Pendidikan, murid almarhum Ki Manteb Sudarsono yang sangat paham akan nilai-nilai Pancasila.

Selain itu, tambahnya, bangsa Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang terdapat pada pita yang dicengkram burung garuda, yang mempunyai arti berbeda-beda tetap satu jua.

“Semangat persatuan, kolaborasi saling membantu, gotong royong, jaga tangga, jaga raga, jaga rasa, jaga jiwa, harus tetap terjaga dan terbina untuk perangi pandemi. Indonesia Tangguh Indonesai tumbuh, Dirgahayu negeriku yang ke-76, Covid-19 Ambyar, semoga PTM bisa digelar dan Pentas wayang kulit bisa digelar,’’ tambahnya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!