Siang semakin terang, matahari tepat di atas dua mobil oranye yang tengah melaju di antara jalan yang berkelok dari Lahat menuju Kota Pagaralam. Tim ekspedisi tidak berhenti kagum pada keindahan alam yang terdapat di dua sisi jalan sepanjang perjalanan. Dari dalam mobil, terlihat juga sungai Musi yang mengalir tenang.
Kami selalu kagum pada keindahan alam sepanjang jalan yang berkelok itu. Tanpa henti, di antara kami mengabadikan keindahan alam tersebut.
Sore hampir tiba, kami berhenti di pinggir jalan yang entah apa namanya, tapi masih bagian dari Kabupaten Lahat. Dua mobil oranye parkir di depan sebuah warung yang tengah menjajakan jualannya, yaitu Lmang. Lemang adalah penganan yang dibuat dari ketan diberi santan, dipanggang dalam buluh bambu. Lemang yang terdapat di pinggir jalan adalah lemang yang memiliki beragam rasa, ada rasa pisang, rasa gurih, rasa durian, dan ragam rasa lainnya.
Cara memasak atau membuat lemang tersebut unik, yaitu dengan cara dibakar selama tiga jam. Bahan utamanya adalah ketan dan santan dan ditambah dengan bahan lain sebagai ragam rasanya. Ketan dan santan tersebut dimasukkan ke dalam buluh bambu lalu dibakar selama waktu di atas. Setelah matang, bambu dibelah dan lemang siap dihidangkan.
Sore itu, kami dapat menikmati aroma dan rasa lemang dari beragam rasa di pinggir jalan itu. Kami lahap beberapa buluh bambu yang terdapat lemang di dalamnya. Tidak lupa, sebelum pulang kami mengabadikan dan sedikit bertanya pada pemilik dan penjualnya. Di belakang warung tempat jualan lemang, terdapat pemandangan alam yang sangat eksotis. Bentangan sawah dan bukit yang terdapat di seberangnya membuat kami betah berlama-lama di warung itu.
Setelah puas dengan beberapa lemang dari beragam rasa, kami pun melanjutkan perjalanan karena sore semakin dekat. Jalanan berkelok pun telah siap menyambut kami.
