SOLO, MENARA62.COM – Ditinjau dari aspek kurikulum, pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran Matematika, alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Matematika adalah dengan penerapan Problem Based Learning (PBL).
Model pembelajaran PBL merupakan contoh cerminan merdeka belajar. Pembelajaran bisa didesain di luar kelas, sehingga suasana menjadi berbeda dari biasanya. Murid bisa bereksplorasi dengan optimal secara individu maupun kelompok
Andi Arfianto, guru Matematika kelas IV SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, menerapkan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran Matematika. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah bagi murid, sebagai wujud penerapan dalam kehidupan sehari-hari pada materi bilangan prima, Selasa (4/10/2022).
Menurut Andi, PBL merupakan model pembelajaran pemecahan masalah di mana murid dituntut mampu memecahkan masalah tersebut secara kooperatif. PBL merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan murid secara maksimal mulai dari orientasi pada masalah hingga melakukan analisis dan mengevaluasinya.
“Model PBL pada dasarnya tidak dirancang penuh untuk membantu guru dalam menyampaikan informasi, melainkan untuk membantu murid dalam mengembangkan keterampilan menyelesaikan sebuah permasalahan, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan intelektual,” ujarnya.
Selanjutnya, Andi memaparkan lima langkah pembelajaran dengan model PBL. Langkah pertama, orientasi murid pada masalah. Dalam kegiatan ini guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melengkapi bilangan yang dimulai dari 1 hingga 100 pada lembar kerja yang sudah dibagikan. Kemudian murid mengidentifikasi dan mencari informasi bilangan yang termasuk bilang prima.
Kedua, mengorganisasi murid dalam belajar. Guru membagi murid ke dalam kelompok-kelompok kerja secara variatif. Murid dibagi ke dalam kelompok dengan anggota 3 – 4 anak.
Guru menginstruksikan kepada setiap setiap kelompok untuk berdiskusi menentukan ketua (leader), presenter (penyaji), pencatat (penulis). Murid diminta untuk berdiskusi dan bekerja kelompok terkait penemuan bilangan prima yang terdapat pada lembar kerja.
Langkah ketiga, membimbing penyelidikan murid secara mandiri maupun kelompok. Pada langkah ini, guru membimbing murid menyelesaikan tugas terbimbing secara berkelompok sesuai petunjuk di lembar kerja. Hasil temuan selanjutnya ditandai dengan memberi arsiran.
Keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada langkah ini, secara berkelompok murid menyajikan data dari hasil yang diperoleh. Selanjutnya hasilnya dipresentasikan di depan kelas. Setelah dipresentasikan, hasilnya ditempel pada papan yang sudah disediakan.
Kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada langkah ini, guru mengevaluasi hasil diskusi kelompok yang telah dikerjakan dan dipresentasikan. Kemudian, guru memberikan apresiasi kepada semua kelompok atas peran aktif semua murid dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut salah satu murid kelas IV, Abimanyu Arya Putra Sakti, kegiatan pembelajaran Matematika model ini sangat menyenangkan.
“Sangat menyenangkan karena bisa belajar kelompok, apalagi kelompok saya dipilih pertama kali untuk mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas,” ungkap Abi. (*)