JAKARTA, MENARA62.COM – Direktorat Metrologi, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui menyelenggarakan puncak peringatan Hari Metrologi Sedunia (World Metrology Day) 2023 yang bertepatan dengan 100 tahun Metrologi Legal di Indonesia. Kegiatan yang mengangkat tema ‘Metrologi Mendukung Ketahanan Pangan’ ini diselenggarakan di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (23/5).
“Perlindungan konsumen dan tertib niaga menjadi tujuan akhir penyelenggaraan kegiatan metrologi legal di Indonesia. Dengan momen seabad metrology legal di Indonesia, akan menjadi momentum untuk terus berinovasi dalam menghadapi tantangan metrologi legal khususnya menjaga ketahanan pangan agar konsumen Indonesia memperoleh barang/komoditas yang bermutu, tepat ukuran/takaran, dan harga yang tepat. Tertib ukur wujud perdagangan yang adil dan berdaya saing,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.
Dalam konteks ketahanan pangan, lanjut Wamendag Jerry, metrologi memberikan kerangka regulasi, baik standar maupun persyaratan teknis yang diperlukan untuk memastikan kualitas produk komoditas pangan dan proses pengukuran yang terlibat di dalamnya. Antara lain dalam proses produksi; penyimpanan dan distribusi sesuai persyaratan yang ditetapkan; penggunaan alat ukur, alat takar, alat timbang, dan alat perlengkapan lainnya yang tepat.
Plt Dirjen PKTN Moga Simatupang menambahkan, dalam proses produksi, metrologi digunakan untuk mengukur dan memantau berbagai parameter yang memengaruhi kualitas dan keamanan pangan. Beberapa parameter ini termasuk kadar air, pH, kandungan gizi, kontaminan, residu pestisida, dan mikroba patogenik.
“Hal tersebut diukur untuk memastikan pemenuhan regulasi, konsistensi produk, masa simpan, serta cita rasa. Pengukuran yang akurat dan terpercaya dalam hal-hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa produk pangan memenuhi standar keamanan dan kualitas yang diterapkan,” urai Moga.
- Baca juga: BNSP: Jumlah Tenaga Kerja Tersertifikasi Sektor Konstruksi dan Infrastruktur Sangat Minim
Menurut Direktur Metrologi Sri Astuti, pada 2022, skor Indeks Ketahanan Pangan Global (Global Food Security Index/GFSI) Indonesia tercatat sebesar 60,2 poin. Berdasarkan laporan Economist Impact, skor tersebut mengalami peningkatan 1,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 59,2 poin. Skor indeks tersebut menjadikan ketahanan pangan Indonesia pada 2022 dalam kategori moderat (skor 55—69,9 poin). Indonesia berada di peringkat ke-63 dari 113 negara.
“Tantangan yang dihadapi dalam peningkatan ketahanan pangan adalah pertambahan jumlah penduduk. Selain itu, jumlah penduduk dan perubahan pola iklim di Indonesia menjadi tantangan pula dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” tutur Sri.
Sri menjelaskan, beberapa rekomendasi yang dapat diberikan dalam menghadapi tantangan di antaranya optimalisasi skema Dana Alokasi Khusus Tematik pengembangan food estate dan penguatan sentra produksi pangan untuk aktivasi peran Unit Metrologi Legal (UML), penguatan infrastruktur metrologi dalam kerangka kontrol penggunaan meter kadar air dan terbangunnya sistem ketertelusuran pengukuran kadar air nasional, peningkatan sinergitas antar pemangku kepentingan ketahanan pangan, optimalisasi DAK nonfisik, serta mendorong pendirian Unit Metrologi Legal sesuai Undang Undang Otonomi Daerah.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan secara hibrida ini turut dilaksanakan peluncuran seri perangko ‘Seabad Metrologi Legal di Indonesia’, peresmian program ‘Metrologi Legal Mendukung UMKM Jabar’, dan peluncuran 100 Juru Takar untuk Mendukung SPBU Menakar dengan Jujur (Manjur). Selain itu, juga diselenggarakan Seminar Nasional yang menghadirkan narasumber di antaranya perwakilan Physikalisch-Technische Bundesanstalt (PTB) Jerman Felicitas Schneider; Direktur Metrologi Sri Astuti; dan Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran Mekanika, Radiasi dan Biologi Badan Standardisasi Nasional (BSN) Wahyu Purbowasito; dan Kepala Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Inosentius Samsul.(*)