JAKARTA, MENARA62.COM – Sebagai bagian dari dukungan SEAMEO RECFON pada upaya pengentasan stunting di Indonesia, SEAMEO RECFON bekerja sama dengan US Soybean Export Council (USSEC) dan 3 mitra akademisi Poltekkes Kemenkes Medan, Poltekkes Kemenkes Makassar dan Universitas Jambi menyelenggarakan rangkaian kegiatan Kampanye Konsumsi Protein Lokal untuk Pengentasan Stunting di Indonesia.
Kegiatan ini dilakukan di 3 Provinsi yaitu Sumatera Utara, Jambi dan Sulawesi Selatan dan 3 Kabupaten yang juga menjadi lokasi diseminasi Panduan Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal (PGS-PL), yaitu Kabupaten Simalungun, Tanjung Jabung Timur dan Maros. PGS-PL sendiri merupakan panduan gizi seimbang yang dikembangkan SEAMEO RECFON bersama dengan Kementerian Kesehatan, Global Alliance of Nutrition (GAIN) dan mitra akademisi bagi 50 kabupaten prioritas stunting di Indonesia.
Rangkaian kegiatan kampanye ini akan dilaksanakan mulai bulan September 2021 diantaranya kegiatan webinar serial bagi para akademisi dan pemangku kebijakan. Webinar di Provinsi Sulawesi Selatan dilaksanakan pada 18 September 2021 dengan peserta tercatat 457 orang. Para peserta tidak hanya berasal dari provinsi Sulawesi Selatan, namun juga dari 29 provinsi lainnya di Indonesia, diantaranya dari Sulawesi Barat dan Kalimantan Barat.
Webinar berjudul Upaya Pengentasan Stunting melalui Inovasi Protein Pangan Lokal di Provinsi Sulawesi Selatan” secara resmi oleh Dr. Ir. H. Agustian Ipo, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Makassar.
Dalam sambutannya, Deputi Direktur Administrasi SEAMEO RECFON, Agus Hariyanto, M.Ed.,Ph.D mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat menyatukan para pemangku kebijakan dan akademisi untuk berkolaborasi dalam mempromosikan pangan lokal sumber protein di Sulawesi Selatan.
Membahas peran protein sebagai kunci utama pengentasan stunting, Prof. dr. Veny Hadju, M.Sc., Ph.D dari Universitas Hassanudin memaparkan sebuah penelitian intervensi di Bangladesh yang menunjukkan bahwa pemberian protein hewani, susu dan telur selama 3 bulan saja telah dapat memberikan perbaikan pada panjang badan anak dengan Stunting.
Dr. Zakaria, STP, M.Kes dari Poltekees Kemenkes Makassar dalam presentasinya membahas mengenai potensi tempe sebagai sumber protein nabati local yang dapat digunakan untuk membantu pengentasan Stunting. “Namun ada beberapa kelemahan dari pembuatan tempe ini, diantaranya ketersediaan bahan baku,” tuturnya.
Webinar diakhiri dengan diskusi interaktif dengan hadirin yang dengan semangat bertanya dan berdiskusi mengenai pengentasan stunting di Sulawesi Selatan dan bagaimana tempe dapat diolah dan dimanfaatkan lebih lanjut untuk membantu kebutuhan protein harian.
Pada minggu-minggu berikutnya, SEAMEO RECFON akan diadakan kembali webinar untuk umum, siaran radio di Provinsi Sulawesi Selatan dan juga kegiatan bersama dengan para remaja dan kelompok perempuan di kabupaten Maros.