JAKARTA, MENARA62.COM — Sebanyak 50 UMKM dinyatakan lolos pada tahap pertama seleksi insentif sertifikasi SNI produk. Pendaftaran seleksi insentif sertfikasi SNI yang digelar Badan Standardisasi Nasional (BSN) tersebut dilakukan melalui online dan diikuti 114 UMKM.
“Sebanyak 50 UMKM dinyatakan lolos seleksi awal administrasi dan akan dilanjutkan dengan gap analysis ke lokasi produksi UMK. 50 UMKM yang terpilih tersebut hampir tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Palembang, Bangka Belitung, Balikpapan, Mataram, Sulawesi, Ambon hingga Jayapura,” jelas Nurhidayati, Kabid. Pemasyarakatan Standardisasi BSN, di Jakarta, Selasa (6/3/2018).
Program ini sudah dimulai sejak tahun 2015 dan menjadi program prioritas BSN. Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 20 Tahun 2014, BSN dapat bekerja sama dengan kementerian, lembaga pemerintah memiliki tugas melakukan pembinaan penerapan SNI untuk meningkatkan daya saing produk nasional.
Pembinaan penerapan SNI kepada para pelaku UMK berupa pendampingan pemenuhan SNI, biaya pengujian produk dan sertifikasi SNI, sampai pemeliharaan sertifikasi SNI serta promosi produk/jasa UMK.
“Semua kegiatan itu dibiayai oleh BSN dan gratis bagi UMKM yang terpilih,” jelas Nurhidayati.
Lebih lanjut Nurhidayati mengatakan bahwa BSN telah melakukan kegiatan insentif kepada lebih dari 400 UMKM yang tersebar diberbagai daerah. Dari jumlah tersebut, BSN berhasil membantu 34 UMKM mendapatkan sertifikasi SNI dari program insentif ini.
“BSN berhasil membimbing UMKM untuk dapat sertifikasi SNI produknya,” ujar Nurhidayati.
Program ini merupakan kegiatan yang dibiayai oleh BSN melalui APBN sehingga dibutuhkan komitmen tinggi dari para peserta dalam menjalankan insentif ini.
Untuk menjalankan program ini BSN juga bekerja sama dengan sejumlah mitra, antara lain Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi dan komunitas dalam melakukan pembinaan penerapan SNI bagi UMKM di seluruh Indonesia.
“Kami targetkan, akan bertambah menjadi 50 UMKM yang tersertifikasi produknya,” tutup Nurhidayati.