JAKARTA, MENARA62.COM – Generasi muda adalah generasi yang kritis, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu ingin menuntut perubahan. Tetapi untuk mengkritisi pemerintah, generasi muda terlebih dahulu harus mengetahui tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena APBN merupakan kunci dari perubahan.
“Bagi generasi muda yang ingin mengkritisi pemerintah atau negara, yang pertama kita harus tahu apa yang harus diubah. Jika ingin tahu dari mana mulai perubahan kita bisa lihat di APBN, karena semua data ada di APBN,” tutur Fitri Mayang Sari selaku Co Founder Kemenkeu Muda, pada Webinar Generasi Keren Peduli APBN, Rabu (23/09/2020)
Jika ingin melihat perubahan dari negara bisa dilihat dari data APBN. Untuk mengetahui kiblat negara ke arah mana bisa juga dilihat dari APBN. “Begitu pula janj-janji presiden dan pemerintah, kita bisa dilihat di APBN. Semua data yang ingin kita ketahui kita bisa lihat di APBN,” lanjutnya.
Contohnya dari anggaran Pendidikan di Indonesia pada tahun 2020 itu adalah Rp508 triliun atau 20% dari anggaran APBN. Itu merupakan anggaran terbesar kedua setelah belanja negara. Di sisi lain, generasi muda harus mengetahui bahwa banyak sekolah-sekolah yang mengeluh seperti sekolah-sekolah yang ada di daerah. Padahal jika dilihat dari jumlah angka Rp508 triliun itu sangat besar. D isini generasi muda bisa kritis, dan mencari tahu kemana anggaran dana sebesar itu digunakan.
“Dari pada mengutuk kegelapan lebih baik menyalakan lilin,” ungkap Fitri Mayang
Ia mengajak generasi muda untuk kritis dan berkontribusi dalam pemanfaatan APBN dikaitkan dengan realisasi pembangunan, tak hanya menuntut dan menuntut. Generasi muda harus ikut terjun melihat keadaan-keadaan yang mengganjal mengenai dana APBN.
“Untuk bisa memperbaiki, generasi muda harus paham APBN, itulah kenapa generasi muda harus memahami APBN,” tambah Fitri Mayang
Selain memahami APBN, jelas Fitri Mayang, generasi muda juga harus memahami laporan keuangan pemerintah. Laporan keuangan pemerintah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Jadi jangan hanya menuntut, generasi muda juga harus membaca dan memahami terkait APBN. Kemudian sebarkan informasi terkait APBN walau satu halaman, dengan menjadi content maker kita bisa menterjemahkan halaman informasi yang berat atau sulit untuk dipahami dan diterima masyarakat menjadi kalimat yang mudah di terima dan dipahami oleh masyarakat,” tambahnya.
Menjadi konten maker adalah agar informasi yang benar itu lebih banyak diterima dari pada informasi yang salah. Jadi nantinya informasi yang benar akan meluruskan disinformation yang diterima oleh masyarakat.
Fitri Mayang menantang generasi muda untuk menjadi content maker agar dapat menyebar luaskan informasi yang benar kepada masyarakat.