Oleh : Retno Dewi Noviyanti, S.Gz., M.Si *)
SOLO, MENARA62.COM – Manfaat bunga telang belum banyak diketahui masyarakat. Hal tersebut dikarenakan bunga dengan warna biru keunguan ini dikenal sebagai tanaman hias. Bunga telang memiliki penampilan yang sangat menarik dengan warna biru keunguan, kelopak berbentuk corong, dan mahkota berbentuk kupu-kupu. Namun akhir-akhir ini bunga telang mulai dikenal masyarakat karena manfaatnya. Saat ini bunga telang mulai dikeringkan untuk pembuatan bahan minuman seperti teh untuk penyembuhan berbagai penyakit. Selain mampu menunjang kesehatan tubuh, bunga telang sering dipakai sebagai pewarna makanan alami.
Bunga telang (Clitoria ternatea) adalah tumbuhan merambat yang biasa ditemukan di pekarangan atau tepi hutan. Tumbuhan anggota suku polong-polongan ini berasal dari Asia tropis, sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropis, salah satunya Indonesia. Bunga telang dapat tumbuh pada tempat dengan curah hujan tinggi sampai kering dan mampu memperbaiki nitrogen sehingga toleran terhadap lingkungan yang kritis dan hama penyakit.
Bagian dari tumbuhan bunga telang yang biasanya digunakan sebagai obat adalah daun, biji, kulit kayu, buah, kecambah, batang, bunga dan akar. Adapun kandungan fitokimia bunga telang yaitu tannin, flobatanin, saponin, karbohidrat, flavonoid, flavanol glikosida, protein, alkaloid, antrakuinon, antisianin, minyak volatile dan steroid. Biji bunga telang mengandung asam sinamat, finotin dan beta sitosterol. Mahkota bunga telang mengandung flavonoid, antosianin, flavanol glikosida. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa bunga telang memiliki pengaruh pharmakologis (pharmacological effects) sebagai anti mikroba, anti parasit, anti inflamasi, anti kanker, anti oksidan, anti depresan, anti diabetes, anti histamin, immonomodulator dan potensi berperan dalam susunan syaraf.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkannya secara efektif. Kadar glukosa darah berada di atas normal (hiperglikemi) menjadi ciri khas dari penyakit tersebut. DM dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu gaya hidup, pola makan yang tidak sehat, obesitas dan riwayat keluarga. DM dikenal sebagai penyakit silent killer karena sering tidak disadari oleh penderitanya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi. Terapi yang diberikan untuk DM adalah terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi/ obat kimia dalam jangka panjang memiliki efek samping negatif yang lebih besar dibandingkan apabila menggunakan terapi non farmakologi/ tanaman obat. Terapi non farmakologi salah satunya dengan mengkonsumsi sumber bahan makanan alami seperti bunga telang.
Kandungan flavonoid bunga telang dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan kemampuannya sebagai zat antioksidan. Flavonoid bersifat protektif terhadap kerusakan sel β sebagai penghasil insulin serta dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Hal ini menyebabkan pengurangan penyerapan glukosa dan fruktosa dari usus sehingga kadar glukosa darah turun. Selain itu, terdapat kandungan antioksidan yang dapat mengikat radikal bebas yang telah dibuktikan dalam penelitian terdahulu, sehingga dapat mengurangi resistensi insulin.
Pengujian aktivitas anti diabetik pada bunga telang telah dilakukan pada mencit/tikus diabetes dan terbukti secara signifikan dapat menurunkan kadar glukosa serum dan meningkatkan berat badan mencit tersebut. Selain bunga, ekstrak daun bunga telang juga dapat menjadi solusi pengobatan herbal bagi penderita diabetes. Ekstrak daun ini dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin pada tubuh manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun dan bunga telang memiliki efek hipoglikemik pada tikus diabetes yang diinduksi aloksan. Ekstrak tersebut sangat efektif dalam mengelola komplikasi yang terkait dengan DM, seperti hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia dan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu, ekstrak daun dan bunga telang menunjukkan bahwa tumbuhan ini dapat digunakan untuk terapi terhadap komplikasi diabetes.
Penelitian pada sampel manusia telah dilakukan untuk mengetahui efektifitas seduhan bunga telang untuk menurunkan kadar gula darah sewaktu pada penderita DM. Dosis pemberian seduhan bunga telang sebanyak 100 ml yang diberikan selama 7 hari berturut-turut dengan pemberian 1 x sehari. Untuk membuat seduhan bunga telang sangat mudah. Adapun langkah-langkah membuat seduhan bunga telang adalah :1) menakar bunga telang kering sebanyak ± 22,4 gram (jika menggunakan gelas belimbing kira-kira 90% dari gelas terisi bunga telang kering), 2) menuang air hangat pada gelas yang sudah terisi bunga telang kering sebanyak 100 ml, 3) tunggu 3-5 menit hingga air seduhan berwarna biru keunguan, 4) siap dikonsumsi pada kondisi hangat ataupun dingin. Seduhan bunga telang tanpa penambahan gula, baik gula murni maupun gula diabetik, karena intervensi bertujuan untuk menurunkan gula darah. Meskipun tanpa pemanis, untuk rasa, aroma, warna dan tekstur seduhan bunga telang ini dapat diterima dengan baik, karena minuman ini seperti teh dengan warna lebih menarik yaitu biru keunguan dan rasanya segar. Hasil intervensi selama 7 hari diperoleh hasil bahwa seduhan bunga telang dapat menurunkan kadar gula darah sewaktu sebanyak 8,35 ± 16,62 mg/dl, rata-rata kadar gula darah sebelum intevensi 255,90 ± 49,98 mg/dl dan setelah intervensi menjadi 247,55 ± 39,99 mg/dl. Hasil penelitian ini menyimpulkan ada pengaruh pemberian seduhan bunga telang terhadap kadar gula darah sewaktu pada penderita DM.
Untuk mencapai kadar gula darah hingga normal maka konsumsi seduhan bunga telang dapat dilakukan secara rutin. Produk olahan bunga telang menjadi peluang usaha yang memiliki nilai gizi tinggi, kaya akan manfaat untuk kesehatan tubuh dan dapat meningkatkan nilai ekonomi. Tanaman bunga telang mudah didapat dan mudah untuk dibudidaya, selain menjadi tanaman hias dapat juga menjadi tanaman obat.
*) Dosen Prodi S1 Gizi ITS PKU Muhammadiyah Surakarta