JAKARTA, MENARA62.COM – Sebagai sekolah swasta, Sekolah Muhammadiyah harus memiliki keunggulan yang patut dipamerkan. Sebab jika tidak memiliki keunggulan, maka sekolah swasta akan berakhir pada kebangkrutan dan pada akhirnya tutup.
“Jadi harus memiliki rasa riya’ atau ingin dapat pujian berlebihan jika kita ingin unggul, ingin dikenal masyarakat. Jangan malu-malu kalau kita tidak mau bangkrut,” jelas Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) M. Syaikhul Islam MHI pada Seminar Nasional Pra Tanwir Muhammadiyah 2019 di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (Uhamka) Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Baca juga:
- Milad ke-2 Menara62.com Beri Beasiswa Bagi 54 Siswa di 12 PTM
Seminar yang mengambil tema Beragama dan Pendidikan yang Mencerahkan tersebut diikuti oleh praktisi pendidikan, dosen, dan guru Muhammadiyah Jakarta.
Menurut Syaikhul, sifat riya yang ditonjolkan tentu riya yang baik. Misalnya Sekolah Muhammadiyah memperoleh juara, harus dipajang di baliho tiap hari. Tujuannya agar masyarakat mengetahui apa keunggulan Sekolah Muhammadiyah.
Ia juga mengingatkan bahwa kreativitas menjadi hal yang mutlak bagi sekolah swasta untuk bisa tumbuh dan maju pesat.
“Jika ada sekolah yang mudah puas dan berpangku tangan, merasa sudah unggul, tidak mau repot lagi, maka itu sedang menghadapi masa kebangkrutan,” terang Ketua Foskam SD-MI Jatim itu.
Ditambahkan, perubahan lebih baik itu esensinya bukan siapa pemimpinnya apa metodenya? Tapi pola pikir dan perilaku seseorang atau kelompok orang.
Baca juga:
- Seminar Nasional PAUD UHAMKA akan Bahas Revolusi Industri 4.0
- SD Mudipat Gelar Debat Capres Cawapres 2039-2044
“Makanya di sekolah harus mau berpikir jernih dan berperilaku berkemajuan,” tuturnya.
Kelapa sekolah kelahiran Bojonegoro itu kemudian menjelaskan, sekolah harus punya nilai inti yang akan dicapai.
“Di sekolah Mudipat, kami istilahkan IR3ICH. Yaitu Islamic, Respect, Resilience, Responsibility, Integrity, Care, & Harmony. Alhamdulillah dengan begitu kami tidak kekurangan siswa. Bahkan menolak siswa karena regulasi pembatasan rombel,” jelas Syaikhul.
Lebih lanjut Syaikhul mengisahkan, sekolah yang baik adalah yang bertindak sebelum orang lain berfikir.
“Saya paling cepat pulang 9 malam. Bahkan pukul 1 dini hari. Demi apa? Demi menyiapkan sekolah yang bersih. Demi menyambut generasi masa depan datang ke sekolah pagi hari. Demi menyambut walimurid datang ke sekolah. Demi tamu se nusantara yang akan belajar ke mudipat,” kisah Bendahara PWPM Jatim itu.
Pada seminar tersebut Syaikhul berpanel dengan Dr. Abdul Mu’ti MEd yang memaparkan misi profetik dalam pendidikan Muhammadiyah. Pemateri lainnya yaitu Dekan FKIP Uhamka Dr Desvian Bandarsyah yang menyoroti pendidikan dari aspek filosofis. (mul)