BOYOLALI, MENARA62.COM — Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional, SMK Muhammadiyah 01 Boyolali menggelar upacara bendera dengan penuh khidmat di halaman sekolah. Kegiatan ini menjadi momen reflektif untuk mengenang jasa para pahlawan dan menumbuhkan semangat juang di kalangan pelajar Muhammadiyah.
Upacara diikuti oleh seluruh siswa, guru, dan karyawan SMK Muhammadiyah 01 Boyolali. Hadir pula Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Sambi, Drs. Muhammad Rossyidi, M.Pd., yang bertindak sebagai pembina upacara.
Dalam amanatnya, beliau menyampaikan keteladanan dari sosok ulama besar dunia Syekh Abdul Qadir Jaelani dari Baghdad, Irak. Sosok ini dikenal karena keluasan ilmunya, kedekatannya dengan Allah SWT, dan karomahnya yang diakui umat Islam sedunia.
Menurut Rossyidi, keberkahan ilmu dan kemasyhuran Syekh Abdul Qadir Jaelani dapat diraih berkat tiga kunci utama yang patut diteladani generasi muda, yakni:
1. Berbakti dan sangat hormat kepada ibu, bahkan beliau tidak berani menatap wajah ibunya ketika dinasehati.
2. Taat dan takdzim kepada guru, selalu mengikuti arahan dan tidak pernah menentang ujian yang diberikan.
3. Menjunjung tinggi kejujuran, meyakini bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
“Nilai-nilai perjuangan dan keteladanan seperti inilah yang harus kita hidupkan kembali. Jadilah pahlawan masa kini yang berjuang lewat ilmu, akhlak, dan karya nyata,” ujar Drs. Muhammad Rossyidi, M.Pd. dalam amanatnya.
Setelah upacara, acara dilanjutkan dengan display atau peragaan busana tokoh-tokoh pahlawan nasional yang dibawakan secara kreatif oleh siswa-siswi SMK Muhammadiyah 01 Boyolali. Dengan diiringi musik dan narasi perjuangan, mereka memerankan tokoh-tokoh besar seperti Ir. Soekarno, KH. Ahmad Dahlan, H. O. S. Cokroaminoto, Hamka, Cut Nyak Dien, dan Pangeran Diponegoro. Aksi tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah dari para guru dan peserta upacara.
Kepala SMK Muhammadiyah 01 Boyolali, Bapak Yulianto, SPd, dalam kesempatan terpisah menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan sarana pendidikan karakter bagi peserta didik.
“Kami ingin siswa tidak hanya mengenang para pahlawan, tetapi juga meneladani nilai perjuangan, kejujuran, dan ketulusan mereka. Di era modern ini, menjadi pahlawan bisa dimulai dari hal kecil — belajar sungguh-sungguh, berakhlak baik, dan berkontribusi positif di lingkungan sekitar,” ujar beliau.
Kegiatan ditutup dengan suasana penuh keakraban, ditandai dengan saling berjabat tangan dan mengucapkan selamat Hari Pahlawan, sebagai simbol persaudaraan dan tekad bersama untuk terus berjuang memajukan bangsa dan negara. (*)

