PURWOREJO, MENARA62.COM – Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah (PDNA) Purworejo bersama Pimpinan Wilayah Nasyiatul ‘Aisyiyah (PWNA) Jawa Tengah menanggapi dengan adanya perkembangan isu dimungkinkan terjadinya bencana Megathrust di bagian selatan Pulau Jawa, Maka mengadakan Pelatihan Resiliensi Bencana di Aula SMK Muhammadiyah Purwodadi pada Ahad (3/11/24).
Faridah Musthofiyah, S.Pd.I. Ketua PDNA Purworejo menyampaikan bahwa agenda pelatihan ini bentuk kerjasama dalam siaga bencana.
“Harapannya dengan kegiatan ini untuk perempuan perlu persiapan juga secara fisik maupun mental dalam menghadapi bencana yang akan terjadi. Sebenarnya perempuan punya andil besar dalam memulihkan dampak-dampak dari adanya bencana baik psikologis utamanya keluarga anak dan masyarakat sekitar,”ungkap Faridah.
Dalam penyampaian materi bekerjasama dengan Tim Lembaga Resiliensi Bencana PWM Jateng. Adapun materi yang dibedah dalam agenda ini yakni berkaitan dengan Megathrust Ancaman dan Kajian resikonya, One Muhammadiyah One Resiliensi (OMOR) Peran Perempuan dalam kebencanaan, PSEA Pentingnya perspektif gender dalam penanggulangan bencana dan simulasi kebencanaan.
Latifah Nanda Anggota Bidang Organisasi PWNA Jawa Tengah menegaskan bahwa Pelatihan Resiliensi semacam ini akan dilaksanakan di 3 lokasi yakni Purworejo, Kebumen dan Cilacap. Perdana diadakan di Purworejo.
“Antusias peserta luar biasa dimana diikuti tidak saja dari kader Nasyiatul ‘Aisyiyah tetapi juga dari guru, karyawan, tenaga medis PKU Muhammadiyah Kutoarjo. Latar belakangnya kegiatan PWNA Jateng menanggapi isu dan peringatan dari BPBD – Provinsi, akan terjadinya Megathrust tumbukan lempeng besar yang terjadi di pesisir selatan pulau jawa. Jawa tengah itu sendiri di wilayah yang dimungkinkan terdampak yakni daerah Purworejo, Kebumen dan Cilacap. Maka, PWNA Jateng menggandeng MDMC bekerjasama memberikan pelatihan kepada Nasyiah perempuan khususnya ibu muda dan masyarakat umum agar perempuan tidak menjadi penonton saja tetapi ikut serta andil baik itu di bagian dapur umum atau menjaga anak-anaknya juga bisa memberi peringatan kepada anak atau lainnya ketika terjadi bencana harus seperti apa berlindung nya gempa, banjir atau lainnya,”ungkap Nanda.
Diikuti oleh perwakilan kader Nasyiatul ‘Aisyiyah daerah Grabag, Ngombol, Purwodadi dan Bagelen juga beserta PCM ataupun PCM-nya, perwakilan PKU Muhammadiyah Kutoarjo, Guru Karyawan Muhammadiyah dan lainnya. Turut dihadiri dari Ketua PDM Purworejo, perwakilan PDA Purworejo, Perwakilan Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) PDM Jawa Tengah & Purworejo dan PW Nasyiatul ‘Aisyiyah Jawa Tengah.
Drs. H. Pujiono berharap agenda ini sebagai upaya edukasi pada masyarakat dan me-resiliensi potensi relawan yang ada tentunya bukan meminta bencana.
“Kita berharap pelatihan ini dalam rangka untuk mengedukasi masyarakat mengelaborasi potensi Muhammadiyah dan seluruh relawan Muhammadiyah supaya dalam 1 komando 1 barisan. Sehingga ketika terjadi musibah atau tsunami tanah longsor lainnya. Kita stand by baik secara tenaga dan juga medis secara simultan bisa ditangani. Baik bencana, pasca bencananya, tetapi juga diperlukan terapi healing dari fakultas psikologi. Harapannya semua dapat tertata dengan baik. Kalaupun mungkin relokasi dan selanjutnya. Kata kunci terpenting bahwasanya semua relawan harus siap bekerjasama dengan semua potensi untuk menyelamatkan yang ada jika manakala terjadi bencana di Kabupaten Purworejo”, harap Pujiono. (*)