SOLO, MENARA62.COM – Untuk kedua kalinya, Sekolah Rujukan Budaya SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, mendapatkan kehormatan tampil diperhelatan resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan sajikan Anoman Sang Pinilih nan Spektakuler, dalam rangkaian peringatan Hari Wayang Nasional, Sabtu (2/11/2019) sore.
Pentas Karawitan ini melibatkan 50 siswa, dengan sentuhan kolaborasi yang apik pegiat seni Sri Suwanti SPd dan Danardono Sri Pamungkas SSn. Mereka berangkat dari Solo jam 07.30 pagi dengan satu bus sewaan, 1 mobil pick up, 1 mobil APV milik dan 1 mobil tumindak becik, berangkat .
Pagelaran dipentaskan di lapangan desa Dawung, kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Acara ini di hadiri Direktur Kesenian Dr Restu Gunawan M Hum, Kepala Subdit Program, Evaluasi dan Dokumentasi Kuat Prihatin, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan Hj Sri Sayekti SPd MPd, Bupati Karanganyar Drs H Yuliatmono MM diwakili Tarsa, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Karanganyar, serta 11 Kepala Sekolah Penerima Fasilitasi Kesenian.
Wakil Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan, bidang Humas, Jatmiko mengatakan, penampilan Fragmen Kolaborasi Musik Tari Wayang Anoman Sang Pinilih dalam acara resmi nasional ini, merupakan kehormatan bagi warga sekolah maupun perguruan Muhammadiyah.
“Merupakan apresiasi yang luar biasa dari pemerintah pusat, dari kementerian terkait dan Direktorat Kesenian yang menjadi panitia. Semoga anak-anak zaman milenial ini mampu mengenal kebudayaan Jawa, dan mampu melestarikannya, tidak hanya bermain gadget,” ujar Jatmiko.
Ikut tampil
Sutradalang kondang Ki Agung Sudarwanto SSn MSn, turut memperkuat tampilan dalang cilik Gibran Maheswara. Gibran pernah meraih juara 1 Festival Dalang Cilik 2019. Gibran, kelahiran 10 Juni 2011. Penampilan juga didukung Brama Kesawa putra Ki Cahyo Kuntadi.
Pentas ini, dapat mengembangkan bakat dan kreativitas siswa. Selain itu, pementasan ini untuk mengenalkan lebih jauh tentang aneka jenis seni dan budaya tradisional Indonesia.
“Insya Allah ke depan kita akan menyajikan 9 dalang. Sajian itu akan mengakselerasikan solah (tempo permainan), elemen instrumental (musik), dan cepengan (memegang/ menggerakkan wayang) yang mengesankan. Keunggulan estetik ini semakin diperkuat profesionalisme pengrawit,” ujar Agung, yang juga Anggota Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kota Solo.
Meski Sering Pentas, nilai sekolah Dalang Cilik ini tetap Baik. “Pihak sekolah selalu memberikan dukungan, alhamdulillah senang, kemarin juga tampil di Jateng Bermunajat dan pembukaan OlympicAD 2019 di Lapangan Simpang Lima Semarang, Sabtu (26/10/19),” ujar Gibran dalang cilik yang baru kelas 2.
Sebelumnya, mereka diundang dalam pembukaan Workshop Bantuan Pemerintah Fasilitasi Sarana Kesenian Satuan Pendidikan Tahun 2018. Acara ini digelar di Golden Boutique Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018) dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Muhadjir Effendy MAP.
Sinopsis
Kisah ini bermula, Anoman diangkat sebagai Duta Sri Rama Wijaya memastikan keberadaan Sinta di Taman Argasoka.
Shinta, merupakan simbol dari kondisi alam yang gemah, ripah, loh jinawi, kerta, tata, tur raharja. Kondisi yang menunjuk situasi alam dan masyarakat baldatun, thayyibatun wa rabbun ghafur.
Keadaan demikian telah dijamah oleh niat angkara murka, direfleksikan tokoh Rahwana Raja. Anoman sebagai Duta Sri Rama Wijaya, segera melaksanakan mandat yang diberikan kepadanya. Kedatangan Anoman di Taman Argasoka diketahui oleh Indrajit.
Terjadilah peperangan antara keduanya, Anoman berhasil dirantai oleh Indrajit. Anoman dibakar di tengah alun-alun Negara Alengkadiraja.
Berhasilkah Anoman sebagai duta Sri Ramawijaya ?