LONDON, MENARA62.COM — Siti Maimunah, dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Palangkaraya memaparkan tentang tatacara kelola hutan dan peduli API hutan Kalimantan agar lebih baik dan dapat memberdayakan masyarakat dalam forum peneliti di Inggris.
“Para peneliti berasal dari beberapa university di UK seperti University of Exeter, Cambridge University, Oxford Brooke University Leichester University, bersama Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan Universitas Palangka Raya. Secara bersama-sama melaksanakan penelitian pada site yang beda dengan pola dan kegiatan yang juga berbeda,” ujar Siti, Jumat (27/10/2017).
Siti menjelaskan, di UM Palangkaraya kegiatan meliputi riset biodiversity, pembentukan kelembagaan masyarakat, pendampingan masyarakat dan diklat. Hutan pendidikan UM Palangkaraya merupakan hutan masih primer seluas 5000 hektar, sebagai habitat asli orang utan dan satwa langka. “Hutan seperti menarik para peneliti untuk berkolaborasi disana,” ujarnya.
Intinya, menurut Siti, sistem pengelolaan hutan pendidikan dilakukan secara kolaboratif dan masyarakat sekitar hutan menjadi bagian penting untuk diprioritaskan dalam segi taraf hidup yang berkelanjutan.. “Jadi bukan pas kegiatan eksploitasi,” ujarnya.
Dengan begitu, menurut Siti, tidak ada perusakan alam, karena masyarakat turut melindungi hutan mereka. Keterlibatan masyarakat dalam menjaga hutan, karena mereka juga mendapat manfaat yang luar biasa dari hutan.
“Sebelumnya masyarakat menjadi pelaku ilegal logging, ilegal mining dan illegal fishing serta peladang berpindah. Setelah pemaparan dari kita, para peneliti sangat tertarik dan kemungkinan kolaborasi kita makin luas hingga ke kajian sosial ekokomi masyarakat, ilmu politik, agama, dan sebagainya,” ujarnya.
Kegiatan model pengelolaan hutan yang dilakukan, menurut Siti, meskipun masyarakat kawasan hutan itu bergamana Nasrani dan Hindu, namun mereka dapat menerima kehadiran UM Palangkaraya.